Para Kudus – 6 Januari
Andrea Corsini, Andres Corsino, Apostle of Florence
Santo Andreas Corsini lahir pada tanggal 30 November 1302 di kota Florence, atau yang saat ini dikenal dengan nama Firenze , Italia. Ayahnya adalah pangeran Nichola Corsini, penguasa kota Florence dan ibunya bernama Gemma Degli Stracciabende, seorang katolik yang saleh.
Pada masa mudanya, sebagaimana anak para bangsawan di masa itu, Andreas hidup berfoya-foya dan melakukan berbagai tindakan yang tidak terpuji. Namun tidak seperti para koleganya, Andreas beruntung karena memiliki seorang ibu yang saleh. Donna Corsini sangat sedih dangan kelakuan Andreas. Dan seperti Santa Monika, ibunda Santo Agustinus, dari waktu ke waktu ia senantiasa berdoa memohon rahmat pertobatan bagi putranya.
Doa tak kunjung putus, yang terucap dari hati seorang ibu yang penuh cinta, akhirnya berbuah rahmat luar biasa bagi putranya. Andreas bertobat; dan bertekad untuk meninggalkan pola hidupnya yang lama. Tidak hanya itu, Andreas juga mengejutkan keluarganya dengan memutuskan untuk masuk biara Karmel. Pemuda bangsawan yang sebelumnya hidup berfoya-foya dalam kenikmatan duniawi, kini telah menjadi seorang biarawan karmel yang teguh mengejar kekudusan dan hidup dalam kesalehan. Ia menerima jubah biarawan ordo Karmel dan ditahbiskan menjadi imam pada tahun 1328. Nama Andreas Corsini disebut sebagai anggota ke-18 dari 52 rahib perdana di Biara Karmel Florence Italia. Setelah pentahbisannya, imam baru Corsini dikirim untuk belajar di kota Paris dan Avignon Perancis.
Pada pertengahan April 1343, Andreas Corsini pindah ke kota Pisa karena adanya kontrak antara para religius dengan perkumpulan dari Battuti. Akan tetapi, kiprahnya di Pisa tak berlangsung lama. Setahun kemudian, Pimpinan Gereja dari Provinsi Tuscan menunjuk Andreas Corsini sebagai konselor biara di Florence dan bagi para pemuda di sana sampai bulan Mei 1347. Oleh karena itu, Andreas pun kembali ke kota kelahirannya.
Ditahun 1348, Andreas Corsini kembali ke Paris untuk menghadiri pertemuan para pemimpin biara di Metz. Ternyata di sana dia diangkat menjadi Superior (Pemimpin biara) untuk Provinsi Tuscan. Ia tidak lama memangku jabatan ini. Dua tahun kemudian, Paus Clement VI menunjuk Andreas Corsini sebagai Uskup kota Fiesole menggantikan Uskup sebelumnya, Filignus Oliveri Carboni yang telah tutup usia.
Kota Fiesole berada dalam wilayah Florence, yang adalah wilayah kekuasaan keluarga bangsawan Corsini. Karena itu berita pengangkatan Andreas Corsini sebagai uskup yang baru disambut umat dengan gembira. Kisah masa mudanya dan kisah pertobatannya yang luar biasa sudah menjadi buah bibir umat di Florence. Kebaikan hati serta kesungguhannya dalam menjalani hidup membiara juga telah terdengar. Ketika Uskup Andreas tiba di Fiesiole, mereka menyambut kedatangannya dengan gembira.
Andreas Corsini kemudian dikenal sebagai uskup yang dekat dengan umatnya. Ia hidup sangat sederhana dan merakyat. Ia selalu bersahaja dan membatasi semua kebutuhannya hanya untuk hal-hal yang penting saja. Walau sudah menjadi uskup, namun ia tetap hidup miskin sesuai dengan regula ordo karmel. Ia juga sering “blusukan” mengunjungi umatnya. Kadang hanya dengan berjalan kaki. Dari jauh umat sudah dapat mengenalinya karena jubah coklatnya yang panjang.
Uskup Andreas sangat peduli dengan keadaan tempat ibadah di keuskupannya. Ia memperbaiki Gereja Katedral yang sudah hampir roboh, Gereja St. Maria di Florence dan Gereja Figline Valdarno. Selain itu, ia juga mendirikan sebuah biara susteran untuk para biarawati karmel. Pada tahun 1372 ia membentuk suatu lembaga persaudaraan para imam demi membantu pembinaan moral dan pendidikan bagi para imam.
Di sela-sela kesibukannya Andreas masih menyempatkan diri untuk menulis buku-buku pengajaran bagi saudara-saudaranya para biarawan Karmel. Sepanjang hidupnya ia telah menuliskan duapuluh empat jilid buku dengan berbagai topik sebagai bahan pengajaran untuk para Karmelit.
Akan tetapi, semuanya ini tidak melebihi kepeduliannya terhadap orang miskin. Andreas menyebut dirinya sendiri sebagai “bapak dan administrator orang miskin”. Banyak orang miskin yang mendapat perhatian dari beliau terutama selama tahun pertama dia menjadi Uskup sebagai akibat dari bencana kelaparan pada tahun 1348-1349.
Salah satu hal istimewa yang dilakukan oleh Andreas Corsini adalah keberhasilannya membawa perdamaian bila terjadi pertikaian diantara para bangsawan. Di masa itu, pertikaian antara para bangsawan Italia dapat berubah menjadi pertempuran yang berdarah bila tidak diselesaikan secara bijak. Uskup Andreas akan akan bertindak sebagai penengah yang netral dan jujur. Kewibawaannya yang penuh karisma membawa kedamaian yang merukunkan banyak pihak.
Uskup Andreas Corsini tutup usia pada tanggal 6 Januari 1374. Meskipun dia meninggalkan pesan untuk dikuburkan di biara Karmel di Florence, namun umat kota Fiesole berkeras menguburkan uskup Andreas di kota mereka. Para religius dari Florence tidak putus asa. Dengan izin dari uskup Fiesiole yang baru, yang tidak lain adalah saudara Andreas sendiri, Neri Corsini, mereka berhasil membawa jenasah Andreas Corsini ke Florence pada tanggal 2 Februari 1374. Saat ini relikwi Santo Andreas Corsini berada di Gereja Santa Maria del Carmine di Florence.