Santo Paulinus dari York

  • infokatolik
  • Nov 09, 2024

Para Kudus – 10 Oktober

Santo Bede Venerabilis menggambarkannya sebagai seorang yang : “Jangkung, sedikit bungkuk, berambut hitam, berwajah tipis dan sempit, hidungnya bengkok, namun kehadirannya adalah sebuah kemuliaan dan membangkitkan rasa kagum”. Ia adalah Santo Paulinus York, salah seorang missionaris yang dikirim Paus Santo Gregorius Agung untuk mengkristenkan bangsa Anglo-Saxon (Inggris) yang saat itu adalah bangsa pagan penyembah berhala. Tidak banyak catatan tentang Paulinus sebelum keberangkatannya ke Inggris. Yang bisa diketahui adalah bahwa Paulinus sebelumnya adalah seorang biarawan dan berasal dari kota Roma.

Ia tiba di Inggris pada tahun 601 dan karyanya dimulai dengan bekerja membantu Santo Agustinus Canterbury. Agustinus sudah lebih dahulu diutus paus ke Inggris pada tahun 596. Paulinus lalu diutus ke Kerajaan Kent, dimana ia kemudian membabtis seluruh keluarga Kerajaan Kent serta para bangsawan bawahan raja. Ia tinggal di Kent sampai pada tahun 625. Pada tahun itu diselenggarakan perkawinan antara Edwin, raja Northumbria yang masih kafir, dengan puteri Ethelburga, saudari raja Kent yang sudah dibabtis dan menjadi seorang kristen yang saleh. Kelak, Ethelburga juga dinyatakan sebagai seorang kudus. (Santa Ethelburga – Pesta : 8 September).

Sehubungan dengan perkawinan itu Paulinus mengajukan kepada Edwin syarat berikut ini : Perkawinan itu tidak boleh membatasi kebebasan Ethelburga, dalam melaksanakan kewajiban agamanya dan Edwin harus melindungi Ethelburga dalam menghayati imannya. Edwin menerima syarat tersebut. Setelah pernikahan, Paulinus pindah ke Northumbria untuk menjadi pembimbing rohani Ethelburga.

Pada awal karyanya di Northumbria, Paulinus secara perlahan menanamkan iman Kristen dalam hati orang-orang Northumbria termasuk raja Edwin. Sang raja kemudian bertobat dan minta dipermandikan pada tahun 627. Peristiwa ini berdampak besar pada seluruh rakyat Northumbria. Banyak orang yang memberikan dirinya untuk dibabtis mengikuti contoh raja mereka.

Namun enam tahun kemudian karya Paulinus di Northumbria hancur berantakan saat kerajaan itu diinvasi oleh Raja Cadwallon ap Cadfan dari Gwynedd, yang memerangi Nortumbria bersama raja Penda dari Mercia. Edwin dan putera mahkota Osfrith tewas dalam sebuah pertempuran di Hatfield (Battle of Hatfield Chase). Kerajaan Northumbria runtuh dan wilayahnya jatuh ketangan para penyerbu yang masih kafir.

Invasi ini membuat karya misi di Northumbria dihentikan. Paulinus dan para diakonnya, bersama dengan Ratu Ethelburga dan dua orang anaknya berhasil menyelamatkan diri ke Kerajaan Kent. Ada catatan tentang seorang diakon bernama James yang memilih untuk tetap tinggal di Northumbria agar dapat memberikan pelayanan iman kepada umat.

Di tengah masa yang sulit ini, Paulinus menerima Pallium dari Paus Honorius I, tanda pentahbisan dan kewenangannya sebagai seorang Uskup Agung. Ia ditunjuk menjadi Uskup Agung wilayah York dan beberapa tahun kemudian menjadi Uskup Agung di Rochester.

Santo Paulinus berkarya di Rochester sampai ia tutup usia di tahun 644. Ia digantikan oleh uskup Ithmar, uskup Agung pertama dari kalangan pribumi Anglo-Saxon.

Related Post :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *