Hari Biasa, Minggu Biasa XXII. “Engkau Akan Menjadi Penjala Manusia”

  • infokatolik
  • Apr 18, 2025

Hari Biasa, Minggu Biasa XXII, “Engkau Akan Menjadi Penjala Manusia”, Kamis, 5 September 2019.

Teresa dari Kalkuta, Maria Magdalena Starace

Bacaan Hari ini, Tahun Liturgi C

Bacaan Pertama

Surat Paulus kepada Jemaat di Kolose 1:9-14

Sebab itu sejak waktu kami mendengarnya, kami tiada berhenti-henti berdoa untuk kamu. Kami meminta, supaya kamu menerima segala hikmat dan pengertian yang benar, untuk mengetahui kehendak Tuhan dengan sempurna, sehingga hidupmu layak di hadapan-Nya serta berkenan kepada-Nya dalam segala hal, dan kamu memberi buah dalam segala pekerjaan yang baik dan bertumbuh dalam pengetahuan yang benar tentang Allah, dan dikuatkan dengan segala kekuatan oleh kuasa kemuliaan-Nya untuk menanggung segala sesuatu dengan tekun dan sabar, dan mengucap syukur dengan sukacita kepada Bapa, yang melayakkan kamu untuk mendapat bagian dalam apa yang ditentukan untuk orang-orang kudus di dalam kerajaan terang. Ia telah melepaskan kita dari kuasa kegelapan dan memindahkan kita ke dalam Kerajaan Anak-Nya yang kekasih; di dalam Dia kita memiliki penebusan kita, yaitu pengampunan dosa.

Demikianlah sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah

Mazmur Tanggapan

Mzm 98:2-3ab.3cd-4.5-6
Tuhan telah memperkenalkan keselamatan yang datang dari pada-Nya.

– Tuhan telah memperkenalkan keselamatan yang datang dari pada-Nya, telah menyatakan keadilan-Nya di hadapan para bangsa. Ia ingat akan kasih dan kesetiaan-Nya terhadap kaum Israel.
– Segala ujung bumi telah melihat keselamatan yang datang dari Allah kita.
Bersorak-soraklah bagi Tuhan, hai seluruh bumi, bergembiralah dan bermazmurlah!
– Bermazmurlah bagi Tuhan dengan kecapi, dengan kecapi dan lagu merdu; dengan nafiri dan sangkakala yang nyaring, bersorak-soraklah di hadapan Raja, yakni Tuhan!

Bait Pengantar Injil

Alleluya

Mat 4:19
Mari, ikutlah Aku, sabda Tuhan, dan kalian akan Kujadikan penjala manusia.

Bacaan Injil

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas 5:1-11

Pada suatu kali Yesus berdiri di pantai danau Genesaret, sedang orang banyak mengerumuni Dia hendak mendengarkan firman Allah. Ia melihat dua perahu di tepi pantai. Nelayan-nelayannya telah turun dan sedang membasuh jalanya. Ia naik ke dalam salah satu perahu itu, yaitu perahu Simon, dan menyuruh dia supaya menolakkan perahunya sedikit jauh dari pantai. Lalu Ia duduk dan mengajar orang banyak dari atas perahu. Setelah selesai berbicara, Ia berkata kepada Simon: “Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan.” Simon menjawab: “Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga.” Dan setelah mereka melakukannya, mereka menangkap sejumlah besar ikan, sehingga jala mereka mulai koyak. Lalu mereka memberi isyarat kepada teman-temannya di perahu yang lain supaya mereka datang membantunya. Dan mereka itu datang, lalu mereka bersama-sama mengisi kedua perahu itu dengan ikan hingga hampir tenggelam. Ketika Simon Petrus melihat hal itu iapun tersungkur di depan Yesus dan berkata: “Tuhan, pergilah dari padaku, karena aku ini seorang berdosa.” Sebab ia dan semua orang yang bersama-sama dengan dia takjub oleh karena banyaknya ikan yang mereka tangkap; demikian juga Yakobus dan Yohanes, anak-anak Zebedeus, yang menjadi teman Simon. Kata Yesus kepada Simon: “Jangan takut, mulai dari sekarang engkau akan menjala manusia.” Dan sesudah mereka menghela perahu-perahunya ke darat, merekapun meninggalkan segala sesuatu, lalu mengikut Yesus.

Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus

Renungan

Ada suatu peristiwa dahsyat yang masuk dalam hidup Simon Petrus, si nelayan. Ia digoyahkan kepastian eksistensinya oleh seseorang, yang sekaligus menggemparkan dan mempesona. Simon sebagai nelayan berpengalaman, tahu jalan ikan dan berpengetahuan tentang danau, di mana ia bekerja dan bergulat dengan air, angin dan alam bertahun-tahun, dengan perintah dan mukjizat Yesus diporak-porandakan semua pemikiran dan perhitungannya. Tampilnya “sesuatu” dan seseorang yang tidak terdugai, sebelumnya dan sampai sekarang tak terselami selubung rahasia-Nya : misteri! Ini Dia yang bisa menjelajahi lubuk-lubuk air dan menghitung bintang; terhadap-Nya semua orang bernajis bibir dan semua hati berdosa. Maka melihat begitu banyak ikan, yang ditarik oleh jalanya, Petrus bersujud dan berkata, : “Tuhan, pergilah dari padaku, karena aku seorang berdosa.”
Yesus, yang mempunyai kuasa di atas alam dan mahluk-mahluk, yang membawa misteri tak terselami pada pribadi-Nya, mempunyai jalan dan pemikiran yang jauh lebih tinggi, dimana manusia tidak mengerti, hanya menyerahkan dirinya tanpa bertanya. Ini pengalaman Simon, dan juga Yakobus dan Yohanes, anak-anak Zebedeus. Kesimpulan yang mereka tarik, tidak lagi didasarkan perhitungan pemikiran, tetapi atas pemikiran yang dari hati. Di sini ada seseorang, yang lebih besar melebihi semua, dan berkata bisa menjamin masa depan, yang akan ia ubah menurut rencana-Nya dengan menggunakan orang-orang, yang dipilih-Nya sendiri, menurut yang dikehendaki-Nya : “Jangan takut, mulai dari sekarang engkau akan menjala manusia”. Nasib hidup mereka tentukan. “Sesudah menghela perahu-perahunya ke darat, mereka pun meninggalkan segala sesuatu, lalu mengikut Yesus”.

Berkah Dalem

Related Post :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *