Hari Biasa, Minggu Biasa XXIV. “Mengikuti Jalan Tuhan”

  • infokatolik
  • Nov 05, 2024

Hari Biasa, Minggu Biasa XXIV. “Mengikuti Jalan Tuhan”, Rabu, 18 September 2019.

Yosef dari Copertino, Yohanes Makias

Bacaan Hari ini, Tahun Liturgi C

Bacaan Pertama

Surat Paulus yang Pertama kepada Timotius 3:14-16

Semuanya itu kutuliskan kepadamu, walaupun kuharap segera dapat mengunjungi engkau. Jadi jika aku terlambat, sudahlah engkau tahu bagaimana orang harus hidup sebagai keluarga Allah, yakni jemaat dari Allah yang hidup, tiang penopang dan dasar kebenaran. Dan sesungguhnya agunglah rahasia ibadah kita: “Dia, yang telah menyatakan diri-Nya dalam rupa manusia, dibenarkan dalam Roh; yang menampakkan diri-Nya kepada malaikat-malaikat, diberitakan di antara bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah; yang dipercayai di dalam dunia, diangkat dalam kemuliaan.”

Demikianlah sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah

Mazmur Tanggapan

Mzm 111:1-6
Agunglah karya Tuhan.

– Aku bersyukur kepada Tuhan dengan segenap hati, dalam lingkungan orang-orang benar dan dalam jemaah. Besar perbuatan-perbuatan Tuhan, layak diselidiki oleh semua orang yang menyukainya.
– Agung dan bersemarak pekerjaan-Nya, keadilan-Nya tetap untuk selama-lamanya. Perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib dijadikan peringatan; Tuhan itu pengasih dan penyayang.
– Kepada orang takwa diberikan-Nya rezeki, selama-lamanya Ia ingat akan perjanjian-Nya. Kekuatan perbuatan-Nya Ia tujukan kepada umat-Nya, dengan memberikan kepada mereka milik pusaka para bangsa.

Bait Pengantar Injil

Yoh 6:64b.69b
Sabda-Mu, ya Tuhan, adalah roh dan kehidupan. Pada-Mulah sabda kehidupan kekal.

Bacaan Injil

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas 7:31-35

Kata Yesus: “Dengan apakah akan Kuumpamakan orang-orang dari angkatan ini dan dengan apakah mereka itu sama? Mereka itu seumpama anak-anak yang duduk di pasar dan yang saling menyerukan: Kami meniup seruling bagimu, tetapi kamu tidak menari, kami menyanyikan kidung duka, tetapi kamu tidak menangis. Karena Yohanes Pembaptis datang, ia tidak makan roti dan tidak minum anggur, dan kamu berkata: Ia kerasukan setan. Kemudian Anak Manusia datang, Ia makan dan minum, dan kamu berkata: Lihatlah, Ia seorang pelahap dan peminum, sahabat pemungut cukai dan orang berdosa. Tetapi hikmat dibenarkan oleh semua orang yang menerimanya.”

Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus

Renungan

Tuhan Maha Bijaksana dalam pilihan-Nya, membimbing jalan hidup manusia. Manusia perlu menyesuaikan diri dengan Tuhan yang berbicara lewat tanda-tanda zaman. Ia akan melihat, mengalami, bahwa itulah yang benar, bila diterima dan dihayatinya.
Orang yang tidak mau atau tidak mampu selalu mempersalahkan waktu, karena ia tidak siap. Kondisi zaman berubah-ubah, tetapi tidak pernah ada yang dirasa sesuai. Kalau Tuhan nampaknya sudah mau menyesuaikan diri, ia masih punya alasan untuk “rasionalisasi” : batas waktu belum cocok, ia masih menunda. Ini arti kata-kata : “Aku meniup seruling bagimu, tetapi kamu tidak menari, kami menyanyikan kidung duka, tetapi kamu tidak menangis.” (ay.32) Anak bandel ini dalam permainan mempunyai banyak tuntutan dan dilayani teman-temannya, belum mau ikut juga. Dasar ia tidak mau; ini lambang umat Yahudi, yang menuntut Tuhan menyesuaikan, tetapi tidak mau tunduk kepada Tuhan. Putera bijaksana memilih menyesuaikan diri dengan Bapa; hidupnya jadi lancar, semua kesempatan terpakai.

Mengakui dan menerima rencana Bapa apa adanya adalah sikap anak berhikmat, melihat tepat dan siap bertaat setiap waktu, menyesuaikan diri dengan lagu panggilan Tuhan: bisa menari ikut tiupan seruling dan menangis dengan lagu duka; ia dasarnya lincah bisa menguasai dan menyesuaikan diri. Maka setiap kesempatan dipakai. Ibarat pedagang ia selalu beruntung, ibarat seniman, ia dapat menggunakan setiap bahan untuk menciptakan seninya, laksana panglima ia tidak pernah mempermasalahkan kondisi perang, tetapi sanggup mengamati, menyusun strategi dan akhirnya menang.
Bila putera bijaksana bisa menerima segala kemungkinan yang dihadapkannya, ia menjadi mampu membaca tanda-tanda zaman, bisa mengubah tantangan menjadi situasi rahmat, segala kesempatan dikerjakan menjadi berkat, tak ada saat tercecer tak terpakai; setiap saat itu rahmat, setiap situasi bisa diatasi. Nyata “hikmat Allah dibuktikan benar oleh orang yang menerimanya.”

Berkah Dalem.

Related Post :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *