Hari Biasa. Minggu Biasa XXXI. “Karena yang Diundang Tidak Pantas, Maka yang Tidak Pantas Diundang”

  • infokatolik
  • Oct 08, 2024

Hari Biasa, Minggu Biasa XXXI. “Karena yang diundang tidak pantas, maka yang tidak pantas diundang”, Selasa, 5 November 2019

Bacaan Hari ini, Tahun Liturgi C

Bacaan Pertama

Surat Paulus kepada Jemaat di Roma 12:5-16a

Demikian juga kita, walaupun banyak, adalah satu tubuh di dalam Kristus; tetapi kita masing-masing adalah anggota yang seorang terhadap yang lain. Demikianlah kita mempunyai karunia yang berlain-lainan menurut kasih karunia yang dianugerahkan kepada kita: Jika karunia itu adalah untuk bernubuat baiklah kita melakukannya sesuai dengan iman kita. Jika karunia untuk melayani, baiklah kita melayani; jika karunia untuk mengajar, baiklah kita mengajar; jika karunia untuk menasihati, baiklah kita menasihati. Siapa yang membagi-bagikan sesuatu, hendaklah ia melakukannya dengan hati yang ikhlas; siapa yang memberi pimpinan, hendaklah ia melakukannya dengan rajin; siapa yang menunjukkan kemurahan, hendaklah ia melakukannya dengan sukacita. Hendaklah kasih itu jangan pura-pura! Jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik. Hendaklah kamu saling mengasihi sebagai saudara dan saling mendahului dalam memberi hormat. Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan. Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa! Bantulah dalam kekurangan orang-orang kudus dan usahakanlah dirimu untuk selalu memberikan tumpangan! Berkatilah siapa yang menganiaya kamu, berkatilah dan jangan mengutuk! Bersukacitalah dengan orang yang bersukacita, dan menangislah dengan orang yang menangis! Hendaklah kamu sehati sepikir dalam hidupmu bersama; janganlah kamu memikirkan perkara-perkara yang tinggi, tetapi arahkanlah dirimu kepada perkara-perkara yang sederhana. Janganlah menganggap dirimu pandai!

Demikianlah sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah

Mazmur Tanggapan

Refr. Tuhan, lindungilah aku dalam damai-Mu.

Mazmur 131:1.2.3

– Tuhan, aku tidak tinggi hati, dan tidak memandang dengan sombong;
aku tidak mengejar hal-hal yang terlalu besar atau hal-hal yang terlalu ajaib bagiku. Sungguh, aku telah menenangkan dan mendiamkan jiwaku; seperti anak yang disapih berbaring dekat ibunya, ya, seperti anak yang disapih jiwaku dalam diriku. Berharaplah kepada Tuhan, hai Israel, dari sekarang sampai selama-lamanya!

Bait Pengantar Injil

Matius 11:28
Datanglah kepada-Ku semua yang letih lesu dan berbeban berat. Aku akan memberikan kelegaan kepada kalian.

Bacaan Injil

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas 14:15-24

Mendengar itu berkatalah seorang dari tamu-tamu itu kepada Yesus: “Berbahagialah orang yang akan dijamu dalam Kerajaan Allah.” Tetapi Yesus berkata kepadanya: “Ada seorang mengadakan perjamuan besar dan ia mengundang banyak orang. Menjelang perjamuan itu dimulai, ia menyuruh hambanya mengatakan kepada para undangan: Marilah, sebab segala sesuatu sudah siap. Tetapi mereka bersama-sama meminta maaf. Yang pertama berkata kepadanya: Aku telah membeli ladang dan aku harus pergi melihatnya; aku minta dimaafkan. Yang lain berkata: Aku telah membeli lima pasang lembu kebiri dan aku harus pergi mencobanya; aku minta dimaafkan. Yang lain lagi berkata: Aku baru kawin dan karena itu aku tidak dapat datang. Maka kembalilah hamba itu dan menyampaikan semuanya itu kepada tuannya. Lalu murkalah tuan rumah itu dan berkata kepada hambanya: Pergilah dengan segera ke segala jalan dan lorong kota dan bawalah ke mari orang-orang miskin dan orang-orang cacat dan orang-orang buta dan orang-orang lumpuh. Kemudian hamba itu melaporkan: Tuan, apa yang tuan perintahkan itu sudah dilaksanakan, tetapi sekalipun demikian masih ada tempat. Lalu kata tuan itu kepada hambanya: Pergilah ke semua jalan dan lintasan dan paksalah orang-orang, yang ada di situ, masuk, karena rumahku harus penuh. Sebab Aku berkata kepadamu: Tidak ada seorangpun dari orang-orang yang telah diundang itu akan menikmati jamuan-Ku.”

Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus

Renungan

Paksalah orang-orang yang ada di situ.

Penolakan yang berdalih itu melambangkan berbagai kelompok dari bangsa terpilih yang mengajukan alasan tidak mau datang. Rahmat Tuhan menunggu, sudah limpah dicurahkan. Maka bangsa-bangsa lain dipersilakan masuk.

Karena yang diundang tidak pantas, maka yang tidak pantas diundang.

Pertama-tama jamuan dibuka untuk para pilihan Israel. Setelah mereka menolak, ada dua gelombang yang diundang. Gelombang pertama datang dari dalam kota, dari “segala jalan dan lorong kota“, yang dikumpulkan “orang-orang miskin dan orang-orang cacat” (ay 21). Orang miskin biasanya tidak mendapatkan tempat dalam undangan pesta, dan orang buta, orang lumpuh, orang cacat itu termasuk orang najis, tidak pantas. Tetapi dengan kesengajaan, kalau orang Yahudi yang diandaikan datang, menolak, maka si pelacur, si pembea, orang-orang dari jalanan desa akan mendahului masuk Kerajaan Surga. Kemudian gelombang kedua mencakup “semua jalan dan lintasan” dari luar kota juga. Tiba waktunya untuk orang bukan Yahudi, dari Timur dan Barat masuk dalam perjamuan, duduk bersama Bapa Abraham, sedang orang pilihan berdiri di luar.

Paksalah orang-orang, yang ada di situ

Ini bukan semboyan, untuk mendapat panggilan sebanyak mungkin, membaptis banyak dan cepat, tanpa memperhatikan tuntutan yang wajar dan benar. Jelek lagi, kalau orang dipaksa, dirayu dengan pemberian, sokongan, dibujuk dengan janji-janji, atau juga dipaksa dengan kekerasan, perang dan penaklukan, seperti terjadi juga dalam sejarah penyebaran agama. Ini bukan yang dimaksud!
Dalam soal agama, soal panggilan, orang harus menghormati kebebasan manusia, memilih, menentukan sendiri. Yang mau digambarkan dalam Injil dengan “Paksalah orang-orang” – itulah kebesaran dan kedahsyatan rahmat, yang bisa menggulung segala rintangan, mengubah sikap dengan kesadaran dari dalam. Orang merasa, bahwa suara Tuhan, suara hati nurani, suara iman dan panggilan itu yang benar. Suara itu mendesak, mendorong, sampai manusia jelas melihat, bebas mengakui, dan menyerahkan diri kepada Tuhan. Kuasa rahmat seperti itu masih ada, dan dijanjikan Tuhan untuk setiap zaman : bukan paksaan, tetapi limpahan rahmat Tuhan yang meyakinkan, harus kita doakan.

Berkah Dalem.

Related Post :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *