Minggu Adven I, “Tuaian Memang Banyak, Tetapi Pekerja Sedikit”

  • infokatolik
  • Jan 16, 2025

Bacaan Liturgi, Minggu Adven I, “Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit”, Sabtu, 7 Desember 2019
PW St. Ambrosius, Uskup dan Pujangga Gereja

Bacaan Pertama

Yesaya 30:19-21.23-26

Sungguh, hai bangsa di Sion yang diam di Yerusalem, engkau tidak akan terus menangis. Tentulah Tuhan akan mengasihani engkau, apabila engkau berseru-seru; pada saat Ia mendengar teriakmu, Ia akan menjawab. Dan walaupun Tuhan memberi kamu roti dan air serba sedikit, namun Pengajarmu tidak akan menyembunyikan diri lagi, tetapi matamu akan terus melihat Dia, dan telingamu akan mendengar perkataan ini dari belakangmu: “Inilah jalan, berjalanlah mengikutinya,” entah kamu menganan atau mengiri. Lalu TUHAN akan memberi hujan bagi benih yang baru kamu taburkan di ladangmu, dan dari hasil tanah itu kamu akan makan roti yang lezat dan berlimpah-limpah. Pada waktu itu ternakmu akan makan rumput di padang rumput yang luas; sapi-sapi dan keledai-keledai yang mengerjakan tanah akan memakan makanan campuran yang sedap, yang sudah ditampi dan diayak. Dari setiap gunung yang tinggi dan dari setiap bukit yang menjulang akan memancar sungai-sungai pada hari pembunuhan yang besar, apabila menara-menara runtuh. Maka terang bulan purnama akan seperti terang matahari terik dan terang matahari terik akan tujuh kali ganda, yaitu seperti terangnya tujuh hari, pada waktu TUHAN membalut luka umat-Nya dan menyembuhkan bekas pukulan.

Demikianlah sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah

Mazmur Tanggapan

Mzm 147:1-6
Refr. Berbahagialah orang yang menanti-nantikan Tuhan!

– Sungguh, bermazmur bagi Allah kita itu baik, bahkan indah, dan layaklah memuji-muji Dia. Tuhan membangun Yerusalem, Ia menghimpun orang-orang Israel yang tercerai-berai.
– Ia menyembuhkan orang-orang yang patah hati dan membalut luka-luka mereka; Ia menentukan jumlah bintang-bintang masing-masing dipanggil dengan menyebut namanya.
– Besarlah Tuhan kita dan berlimpah kekuatan-Nya, kebijaksanaan-Nya tak terhingga. Tuhan menegakkan kembali orang-orang yang tertindas, tetapi orang-orang fasik direndahkan-Nya ke tanah.

Bait Pengantar Injil

Yes 33:22
Inilah raja kita, Tuhan semesta alam. Ia datang membebaskan umat-Nya.

Bacaan Injil

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius 9:35-10:1.6-8

Demikianlah Yesus berkeliling ke semua kota dan desa; Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan memberitakan Injil Kerajaan Sorga serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan. Melihat orang banyak itu, tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka lelah dan terlantar seperti domba yang tidak bergembala. Maka kata-Nya kepada murid-murid-Nya: “Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu.” Yesus memanggil kedua belas murid-Nya dan memberi kuasa kepada mereka untuk mengusir roh-roh jahat dan untuk melenyapkan segala penyakit dan segala kelemahan. Kedua belas murid itu diutus oleh Yesus dan Ia berpesan kepada mereka: “Pergilah kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel. Pergilah dan beritakanlah: Kerajaan Sorga sudah dekat. Sembuhkanlah orang sakit; bangkitkanlah orang mati; tahirkanlah orang kusta; usirlah setan-setan. Kamu telah memperolehnya dengan cuma-cuma, karena itu berikanlah pula dengan cuma-cuma.

Demikianlah Injil Tuhan.
Terpujilah Kristus

Renungan

Domba-domba yang terlantar yang tidak bergembala.

Di Indonesia, kalau kita tinggal di dekat gereja, bersekolah di sekolah Katolik, atau diam di suatu paroki yang ditunggui oleh seorang pastur, maka kita termasuk orang dalam kelompok 30% umat yang mendapatkan pelayanan istimewa. Lalu 70% dari umat tidak begitu beruntung. Masih mending kalau mereka mendapat kunjungan imam sebulan sekali di Stasi. Karena ada juga yang hanya dua tiga kali setahun melihat dan mendapat pelayanan dari seorang pastur, ada yang terputus kontaknya sama sekali, misalnya di daerah transmigrasi, di pulau terpencil, di hutan rimba, atau hilang di tengah kota besar. Orang bisa berdoa, agar Tuhan mengirim pekerja ke panenannya, lebih tepat kita juga berusaha menghidupkan hubungan saling membantu antar umat dengan menggalang kelompok wilayah, atau umat basis, dengan mengumpulkan umat terlantar.

Umat sendiri mungkin masih terkumpul dalam kawanan, tetapi jika tanpa pengelolaan iman, iman mungkin saja menjadi “aus”, apalagi disertai praktek yang langka dan kurang dalam penghayatan yang semestinya. Kalau tidak ada penyelenggaraan Ekaristi, apa mungkin setidaknya diadakan ibadat Sabda?
Yang mendapatkan kesempatan, seharusnya menggunakan sarana-sarana Gereja dengan rasa syukur, untuk meneguhkan semangat kristiani umat. Semangat dapat menumbuhkan panggilan, menyebarkan bibit rasul di kalangan sendiri, atau “merantau” ke luar daerah.
Tanpa usaha, yang timbul dari “keharusan” yang merasa terlantar, maka harus dari diri sendiri untuk sadar. Dan tanpa perjuangan, dikuatirkan akan banyak domba yang lepas dari kawanannya. Jangan terlena dan bangga akan jumlah domba, itu hanya statistik, karena Tuhan lebih tahu dengan kenyataan yang sebenarnya! Sudah waktunya kita bangun dari impian sayu.

Berkah Dalem

Related Post :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *