Hari Biasa, Minggu Biasa XXXIII. “Siapa yang tidak punya, daripadanya akan diambil juga yang ada padanya”

  • infokatolik
  • Jan 16, 2025

Hari Biasa, Minggu Biasa XXXIII. “Siapa yang tidak punya, daripadanya akan diambil juga yang ada padanya”, Rabu, 20 November 2019

Bacaan Hari ini, Tahun Liturgi C

Bacaan Pertama

Pembacaan dari Kitab Makabe yang Kedua 7:1.20-31

Terjadi pula yang berikut ini: Tujuh orang bersaudara serta ibu mereka ditangkap. Lalu dengan siksaan cambuk dan rotan mau dipaksa oleh sang raja untuk makan daging babi yang haram. Tetapi terutama ibu itu sungguh mengagumkan secara luar biasa. Ia layak dikenang-kenangkan baik-baik. Ia mesti menyaksikan ketujuh anaknya mati dalam tempo satu hari saja. Namun demikian, itu ditanggungnya dengan besar hati oleh sebab harapannya kepada Tuhan. Dengan rasa hati yang luhur dihiburnya anaknya masing-masing dalam bahasanya sendiri, penuh dengan semangat yang luhur. Dengan semangat jantan dikuatkannya tabiat kewanitaannya lalu berkatalah ia kepada anak-anaknya:
“Aku tidak tahu bagaimana kamu muncul dalam kandungku. Bukan akulah yang memberi kepadamu nafas dan hidup atau menyusun bagian-bagian pada badanmu masing-masing! Melainkan Pencipta alam semestalah yang membentuk kelahiran manusia dan merencanakan kejadian segala sesuatunya. Dengan belas kasihan-Nya Tuhan akan memberikan kembali roh dan hidup kepada kamu, justru oleh karena kamu kini memandang dirimu bukan apa-apa demi hukum-hukum-Nya.” Adapun raja Antiokhus mengira bahwa ibu itu menghina dia dan ia menganggap bicaranya suatu penistaan. Anak bungsu yang masih hidup itu tidak hanya dibujuk dengan kata-kata, tetapi sang raja juga menjanjikan dengan angkat sumpah bahwa anak bungsu itu akan dijadikannya kaya dan bahagia, asal saja ia mau meninggalkan adat istiadat nenek moyangnya. Bahkan ia akan dijadikannya sahabat raja dan kepadanya akan dipercayakan pelbagai jabatan negara. Oleh karena pemuda itu tidak menghiraukannya sama sekali, maka sang raja memanggil ibunya dan mendesak, supaya ia menasehati anaknya demi keselamatan hidupnya. Sesudah ia lama mendesak barulah ibu itu menyanggupi untuk meyakinkan anaknya. Kemudian ia membungkuk kepada anaknya lalu dengan mencemoohkan penguasa yang bengis itu berkatalah ia dalam bahasanya sendiri: “Anakku, kasihanilah aku yang sembilan bulan lamanya mengandungmu dan tiga tahun lamanya menyusuimu. Akupun sudah mengasuhmu dan membesarkanmu hingga umur sekarang ini dan terus memeliharamu. Aku mendesak, ya anakku, tengadahlah ke langit dan ke bumi dan kepada segala sesuatunya yang kelihatan di dalamnya. Ketahuilah bahwa Allah tidak menjadikan kesemuanya itu dari barang yang sudah ada. Demikianpun bangsa manusia dijadikan juga. Jangan takut kepada algojo itu. Sebaliknya, hendaklah menyatakan diri sepantas kakak-kakakmu dan terimalah maut itu, supaya aku mendapat kembali engkau serta kakak-kakakmu di masa belas kasihan kelak.” Ibu itu belum lagi mengakhiri ucapannya itu, maka berkatalah pemuda itu: “Kamu menunggu siapa? Aku tidak mentaati penetapan raja. Sebaliknya aku taat kepada segala ketetapan Taurat yang sudah diberikan oleh Musa kepada nenek moyang kami. Niscaya baginda yang menjadi asal usul segala malapetaka yang menimpa orang-orang Ibrani tidak akan terluput dari tangan Allah.

Demikianlah sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah

Mazmur Tanggapan

Mzm 17:1.5-6.8b.15
Refr. Pada waktu bangun aku menjadi puas dengan hadirat-Mu, ya Tuhan.

– Dengarkanlah, Tuhan pengaduan yang jujur, perhatikanlah seruanku;
berilah telinga kepada doaku, doa dari bibir yang tidak menipu.
– Langkahku tetap mengikuti jejak-Mu, kakiku tidaklah goyah. Aku berseru kepada-Mu, karena Engkau menjawab aku, ya Allah; sendengkanlah telinga-Mu kepadaku, dengarkanlah perkataanku.
– Peliharalah aku seperti biji mata, sembunyikanlah aku dalam naungan sayap-Mu.Tetapi aku, dalam kebenaran akan kupandang wajah-Mu, dan pada waktu bangun aku akan menjadi puas dengan rupa-Mu.

Bait Pengantar Injil

Yoh 15:16
Aku telah menetapkan kalian supaya kalian pergi dan menghasilkan buah yang takkan binasa, sabda Tuhan.

Bacaan Injil

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas 19:11-28

Untuk mereka yang mendengarkan Dia di situ, Yesus melanjutkan perkataan-Nya dengan suatu perumpamaan, sebab Ia sudah dekat Yerusalem dan mereka menyangka, bahwa Kerajaan Allah akan segera kelihatan. Maka Ia berkata: “Ada seorang bangsawan berangkat ke sebuah negeri yang jauh untuk dinobatkan menjadi raja di situ dan setelah itu baru kembali. Ia memanggil sepuluh orang hambanya dan memberikan sepuluh mina kepada mereka, katanya: Pakailah ini untuk berdagang sampai aku datang kembali. Akan tetapi orang-orang sebangsanya membenci dia, lalu mengirimkan utusan menyusul dia untuk mengatakan: Kami tidak mau orang ini menjadi raja atas kami. Dan terjadilah, ketika ia kembali, setelah ia dinobatkan menjadi raja, ia menyuruh memanggil hamba-hambanya, yang telah diberinya uang itu, untuk mengetahui berapa hasil dagang mereka masing-masing. Orang yang pertama datang dan berkata: Tuan, mina tuan yang satu itu telah menghasilkan sepuluh mina. Katanya kepada orang itu: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hamba yang baik; engkau telah setia dalam perkara kecil, karena itu terimalah kekuasaan atas sepuluh kota. Datanglah yang kedua dan berkata: Tuan, mina tuan telah menghasilkan lima mina. Katanya kepada orang itu: Dan engkau, kuasailah lima kota. Dan hamba yang ketiga datang dan berkata: Tuan, inilah mina tuan, aku telah menyimpannya dalam sapu tangan. Sebab aku takut akan tuan, karena tuan adalah manusia yang keras; tuan mengambil apa yang tidak pernah tuan taruh dan tuan menuai apa yang tidak tuan tabur. Katanya kepada orang itu: Hai hamba yang jahat, aku akan menghakimi engkau menurut perkataanmu sendiri. Engkau sudah tahu bahwa aku adalah orang yang keras, yang mengambil apa yang tidak pernah aku taruh dan menuai apa yang tidak aku tabur. Jika demikian, mengapa uangku itu tidak kauberikan kepada orang yang menjalankan uang? Maka sekembaliku aku dapat mengambilnya serta dengan bunganya. Lalu katanya kepada orang-orang yang berdiri di situ: Ambillah mina yang satu itu dari padanya dan berikanlah kepada orang yang mempunyai sepuluh mina itu. Kata mereka kepadanya: Tuan, ia sudah mempunyai sepuluh mina. Jawabnya: Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang mempunyai, kepadanya akan diberi, tetapi siapa yang tidak mempunyai, dari padanya akan diambil, juga apa yang ada padanya. Akan tetapi semua seteruku ini, yang tidak suka aku menjadi rajanya, bawalah mereka ke mari dan bunuhlah mereka di depan mataku.” Dan setelah mengatakan semuanya itu Yesus mendahului mereka dan meneruskan perjalanan-Nya ke Yerusalem.

Demikianlah Injil Tuhan.
Terpujilah Kristus

Renungan

Siapa yang tidak punya, daripadanya akan diambil juga yang ada padanya

Perahmatan kerap kita gambarkan “statis”, dalam keadaan tetap, ada rahmat atau tidak ada! Tetapi perahmatan juga ada hukum dan dinamikanya. Pelipatgandaan, kemajuan pesat, kemunduran total: Hal ini baik kita sadari dan kita perhitungkan.

Pembagian bakat, rahmat, dan usaha manusia

Tuhan membagikan pemberian kepada setiap orang menurut keputusan kehendak-Nya yang adil dan bijaksana: kita tidak dapat menjajaki dan tidak berwenang mempersoalkannya; kita hanya menerima! Tetapi dalam usaha mengembangkan modal, bakat dan rahmat, yang diberikan Tuhan itu usaha dan tanggapan orang berbeda-beda. Ada yang berusaha sebaik mungkin: yang kaya menjadi lebih kaya, seratus kali lipat, enam puluh kali lipat. Tetapi ada juga yang lalai berusaha: karena takut, atau malu, atau tidak mau, puas-puas hidup dari hari ke hari tanpa peningkatan sedikitpun juga. Lalu datang hari perhitungan: pada akhir hidup, pada akhir zaman, tetapi juga setiap kali, bila kita ambil waktu, memeriksa situasi kita di hadapan Tuhan. Di sini kita belum terlambat, kita masih bisa mengubah situasi.

Yang untung semakin untung; yang merugi, tidak hanya satu kali

Tuhan berkenan kepada hamba yang setia, yang mengerjakan kuat tenaga, apa yang ada di dalam kemampuannya. Tuhan memuji dia, dan menambah modal, meningkatkan kemampuannya. Sedang hamba yang malas, kehilangan apa yang ada padanya semula : kekuatan tidak tambah, modal semakin mengurang dan habis. Hukum hidup, yang kita lihat pada maju-mundurnya perusahaan dan niaga, ternyata ditunjukkan oleh Yesus berlaku juga bagi dinamika perahmatan-Nya. Sebelum perhitungan terakhir, sudah berlaku penilaian sementara, yang akan menguntungkan dan memajukan usaha manusia menanggapi rahmat (dinamika tinggi) atau merugikan, mengurangi daya dan efektivitas, daya guna (dinamika rendah). Kalau hal ini kita sadari dan kita perhitungkan, kita masih bisa bangkit pada waktunya, dan mulai baru sebelum terlambat. Inilah dinamika perahmatan manusia.

Berkah Dalem

Related Post :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *