Minggu Biasa II, Hari Biasa, “Pembaharuan Nilai Puasa”

  • infokatolik
  • Nov 17, 2024

Kalender Liturgi, Minggu Biasa II, Hari Biasa, “Pembaharuan Nilai Puasa”, Senin, 20 Januari 2020
PF St. Sebastianus, Martir PF St. Fabianus, Paus dan Martir

Bacaan I

1Sam 15:16-23

Lalu berkatalah Samuel kepada Saul: “Sudahlah! Aku akan memberitahukan kepadamu apa yang difirmankan TUHAN kepadaku tadi malam.” Kata Saul kepadanya: “Katakanlah.” Sesudah itu berkatalah Samuel: “Bukankah engkau, walaupun engkau kecil pada pemandanganmu sendiri, telah menjadi kepala atas suku-suku Israel? Dan bukankah TUHAN telah mengurapi engkau menjadi raja atas Israel? TUHAN telah menyuruh engkau pergi, dengan pesan: Pergilah, tumpaslah orang-orang berdosa itu, yakni orang Amalek, berperanglah melawan mereka sampai engkau membinasakan mereka. Mengapa engkau tidak mendengarkan suara TUHAN? Mengapa engkau mengambil jarahan dan melakukan apa yang jahat di mata TUHAN?” Lalu kata Saul kepada Samuel: “Aku memang mendengarkan suara TUHAN dan mengikuti jalan yang telah disuruh TUHAN kepadaku dan aku membawa Agag, raja orang Amalek, tetapi orang Amalek itu sendiri telah kutumpas. Tetapi rakyat mengambil dari jarahan itu kambing domba dan lembu-lembu yang terbaik dari yang dikhususkan untuk ditumpas itu, untuk mempersembahkan korban kepada TUHAN, Allahmu, di Gilgal.” Tetapi jawab Samuel: “Apakah TUHAN itu berkenan kepada korban bakaran dan korban sembelihan sama seperti kepada mendengarkan suara TUHAN? Sesungguhnya, mendengarkan lebih baik dari pada korban sembelihan, memperhatikan lebih baik dari pada lemak domba-domba jantan. Sebab pendurhakaan adalah sama seperti dosa bertenung dan kedegilan adalah sama seperti menyembah berhala dan terafim. Karena engkau telah menolak firman TUHAN, maka Ia telah menolak engkau sebagai raja.”

Demikanlah sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah

Mazmur Tanggapan

Mzm 50:8-9.16bc-17.21.23
Refr. Orang yang jujur jalannya, akan menyaksikan keselamatan yang dari Allah.

-Bukan karena kurban sembelihan engkau dihukum, sebab kurban bakaranmu senantiasa ada di hadapan-Ku! Tidak usah Aku mengambil lembu dari rumahmu atau kambing jantan dari kandangmu.
– “Apakah urusanmu menyelidiki ketetapan-Ku, dan menyebut-nyebut perjanjian-Ku dengan mulutmu, padahal engkau membenci teguran,
dan mengesampingkan firman-Ku?
– Itulah yang engkau lakukan! Apakah Aku akan diam saja? Apakah kaukira Aku ini sederajad dengan kamu? Aku menggugat engkau dan ingin berperkara denganmu. Siapa yang mempersembahkan syukur sebagai korban, ia memuliakan Daku; siapa yang jujur jalannya, akan menyaksikan keselamatan yang dari Allah.”

Bait Pengantar Injil

Ibr 4:12
Sabda Allah itu hidup dan kuat Sabda itu menguji segala pikiran dan maksud hati.

Bacaan Injil

Inilah Injil Yesus kristus menurut Markus 2:18-22

Pada suatu kali ketika murid-murid Yohanes dan orang-orang Farisi sedang berpuasa, datanglah orang-orang dan mengatakan kepada Yesus: “Mengapa murid-murid Yohanes dan murid-murid orang Farisi berpuasa, tetapi murid-murid-Mu tidak?” Jawab Yesus kepada mereka: “Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berpuasa sedang mempelai itu bersama mereka? Selama mempelai itu bersama mereka, mereka tidak dapat berpuasa. Tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka, dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa. Tidak seorangpun menambalkan secarik kain yang belum susut pada baju yang tua, karena jika demikian kain penambal itu akan mencabiknya, yang baru mencabik yang tua, lalu makin besarlah koyaknya. Demikian juga tidak seorangpun mengisikan anggur yang baru ke dalam kantong kulit yang tua, karena jika demikian anggur itu akan mengoyakkan kantong itu, sehingga anggur itu dan kantongnya dua-duanya terbuang. Tetapi anggur yang baru hendaknya disimpan dalam kantong yang baru pula.”

Demikianlah Injil Tuhan.
Terpujilah Kristus

Renungan.

Salah satu faktor penyebab susu menjadi basi adalah karena ditaruh di dalam wadah yang kotor yang mengandung bakteri, sehingga menyebabkan susu menjadi basi. Susu yang baik, susu yang segar tidak boleh dicampur dengan susu yang basi, karena akan menyebutkan susu yang baru akan menjadi basi juga. Susu segar, susu yang baru harus ditaruh di dalam wadah yang baru, yang bersih.

Dalam kisah Injil pada hari ini dikisahkan tentang pertanyaan orang-orang Farisi kepada Yesus tentang berpuasa. Yesus dalam hal ini menjawab mengenai pembaharuan nilai puasa.
Ajaran dan perbuatan puasa bagi orang Farisi tidak sama, dan bahkan bertentangan dengan pandangan Yesus dan prakteknya, yang diandaikan nanti akan dilakukan oleh para murid-Nya. Yesus membawa pembaharuan.

Orang Farisi beranggapan bahwa laku tapa, berpuasa dan berdoa, dianggap sebagai prestasi manusia beragama. Orang Farisi senang menjumlah doanya, puasanya, juga perbuatan-perbuatan baiknya untuk meninggikan diri di hadapan Tuhan, supaya dinilai sebagai orang beragama yang tertib dan rajin. (Luk.18:12). Tuhan tentu harus berkenan kepadanya, dan akan “jasa-jasanya.” Puasa itu adalah suatu ritual, hanya bagian dari upacara keagamaan, di mana manusia dapat menguji kekuatannya, berlomba-lomba untuk memenangkan penghargaan dari Tuhan. Praktik seperti itu timbul dari latar belakang keagamaan yang bersemboyan : “saya memberi sesuatu kepada Tuhan, hingga Ia harus juga memberi sesuatu… yang kukehendaki. Inilah paham lama, yang justru ingin diakhiri oleh Yesus, yang menginginkan orang menyembah Tuhan dalam roh dan kebenaran (Yoh 4:24) bukan prestasi tapi penyembahan dalam kerendahan hatilah, yang berkenan kepada Tuhan.

Cara murid Yesus berpuasa itu bagaikan anggur baru dalam kantong baru. Yesus pun tidak mau mengikuti cara Yohanes Pembaptis berpuasa : Ia dan muridnya berpuasa menyongsong zaman baru, kalau Mesias datang. Kini Mesias sedang ada di tengah-tengah manusia sebagai Sang Mempelai. Para sahabat mempelai laki-laki tidak dapat berpuasa, selama mempelai ada di sana. Berpuasa atau tidak berpuasa itu ditentukan dengan Yesus sebagai pusat penggenapan sukacita. Berpuasa dapat berarti menyiapkan diri untuk kedatangan Yesus pada masa Adven. Berpuasa dapat berarti ikut sengsara dan menderita dengan Yesus sengsara dan menderita, bertirakat dan berprihatin, berbuat silih karena dosa-dosa manusia, demi Yesus. Tetapi dalam Gereja pun ada waktu-waktu seperti masa Natal dan masa Paskah, di mana di biara yang keras pun tidak akan diadakan puasa. Hidup orang kristiani diarahkan sebagai ikut serta dengan kehidupan Yesus. Makna berpuasa hanya bersifat partisipasi dalam peristiwa Yesus. Berpuasa atau tidak bukan tujuan tersendiri, tetapi sarana untuk lebih erat menghayati hidup bersama Yesus. Yesus sebagai pusat hidup : itulah anggur baru dalam kantong yang baru.

Berkah Dalem.

Related Post :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *