Hari Keenam Dalam Oktaf Natal; “Mewartakan Perjumpaan Dengan Rasa Syukur”

  • infokatolik
  • Oct 12, 2024

Bacaan Liturgi, Hari Keenam Dalam Oktaf Natal; “Mewartakan Perjumpaan Dengan Rasa Syukur”, Senin 30 Desember 2019

Bacaan Pertama

1Yoh 2:12-17

Aku menulis kepada kamu, hai anak-anak, sebab dosamu telah diampuni oleh karena nama-Nya. Aku menulis kepada kamu, hai bapa-bapa, karena kamu telah mengenal Dia, yang ada dari mulanya. Aku menulis kepada kamu, hai orang-orang muda, karena kamu telah mengalahkan yang jahat. Aku menulis kepada kamu, hai anak-anak, karena kamu mengenal Bapa. Aku menulis kepada kamu, hai bapa-bapa, karena kamu mengenal Dia, yang ada dari mulanya. Aku menulis kepada kamu, hai orang-orang muda, karena kamu kuat dan firman Allah diam di dalam kamu dan kamu telah mengalahkan yang jahat. Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu. Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia. Dan dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya.

Demikianlah sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah

Mazmur Tanggapan

Mzm 96:7-8a.8b-9.10
Refr. Biarlah langit bersukacita dan bumi bersorak-sorak.

– Kepada Tuhan, hai suku-suku bangsa, kepada Tuhan sajalah kemuliaan dan kekuatan! Berilah kepada Tuhan kemuliaan nama-Nya.
– Bawalah persembahan dan masuklah ke pelataran-Nya, Sujudlah menyembah kepada Tuhan dengan berhiaskan kekudusan, gemetarlah di hadapan-Nya, hai segenap bumi! Katakanlah di antara bangsa-bangsa, “Tuhan itu Raja! Dunia ditegakkan-Nya, tidak akan goyah. Ia akan mengadili bangsa-bangsa dalam kebenaran.”

Bacaan Injil

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas 2:36-40

Lagipula di situ ada Hana, seorang nabi perempuan, anak Fanuel dari suku Asyer. Ia sudah sangat lanjut umurnya. Sesudah kawin ia hidup tujuh tahun lamanya bersama suaminya, dan sekarang ia janda dan berumur delapan puluh empat tahun. Ia tidak pernah meninggalkan Bait Allah dan siang malam beribadah dengan berpuasa dan berdoa. Dan pada ketika itu juga datanglah ia ke situ dan mengucap syukur kepada Allah dan berbicara tentang Anak itu kepada semua orang yang menantikan kelepasan untuk Yerusalem. Dan setelah selesai semua yang harus dilakukan menurut hukum Tuhan, kembalilah mereka ke kota kediamannya, yaitu kota Nazaret di Galilea. Anak itu bertambah besar dan menjadi kuat, penuh hikmat, dan kasih karunia Allah ada pada-Nya.

Demikianlah Injil Tuhan.
Terpujilah Kristus

Renungan

Simeon lebih menggambarkan puncak pemenuhan harapan bagi hamba yang sudah lama menunggu. Hana menyambungnya dengan ucapan syukur dan pembicaraan tentang harapan Israel akan penebusan.
Pada suatu waktu di dalam hidup, jiwa di dalam doa menjadi terpaut penuh kepada Tuhan, yang digambarkan dengan: “Ia tidak pernah meninggalkan Bait Allah dan siang malam beribadah (ay.37). Dalam kenyataan hidup orang yang dikaruniai anugerah selalu terpaut pada Tuhan, ia bisa bekerja biasa, dan pergi ke mana-mana, tetapi hatinya selalu merupakan Bait Allah yang siang malam menjadi tempat beribadah baginya. Ia tidak terikat tempat, untuk dapat menghadapkan hati kepada Tuhan, karena ia sudah mencapai taraf lepas dari semua keramaian, “menyembah Allah dalam roh dan kebenaran”. Berpuasa dan berdoa merupakan isi dan kekuatan hidupnya. Ia tidak lagi tertarik oleh materi dan hal-hal inderawi, yang dapat memikat hati kepada yang fana dan yang hanya sementara; ia berpusat pada yang kekal, yang tidak kelihatan.

Berkah Dalem

Related Post :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *