Saat Chung Tzu Kehilangan Istri

  • infokatolik
  • Apr 18, 2025

Chung Tzu telah kehilangan istrinya. Begitu mendengar duka itu, temannya, Hui Tzu, bergegas menuju rumah Chung Tzu untuk menyampaikan ucapan belasungkawa. Bayangkan keterkejutan Hui Tzu ketika dia mendapati Chung Tzu sedang memukul-mukul sebuah mangkuk yang ditelungkupkan seperti layaknya seseorang yang sedang menabuh gendang dan menyanyikan sebuah lagu.

“Sungguh memalukan!” seru Hui Tzu. “Bagaimanapun juga, dia adalah istrimu. Dia pernah memasak untukmu, dia melayanimu ketika engkau sakit, dia membesarkan anak-anakmu, dia mengatur semua kebutuhanmu selama bertahun-tahun. Bahwa engkau tidak meratapi kepergiannya, itu sikap yang kurang baik. Tetapi, engkau memukul-mukul mangkok sambil bernyanyi, itu sudah kelewatan!”

Chung Tzu tersenyum, kemudian berkata, “Pada saat istriku tercinta menghembuskan nafas terakhir, aku sangat menderita dan mataku dipenuhi air mata. Tetapi, aku segera sadar bahwa segala sesuatu di jagat raya ini memiliki awal dan akhir. Apa pun yang hidup pasti mati. Ini adalah hukum alam yang tertinggi. Jika seseorang letih dan membaringkan tubuhnya untuk beristirahat, bukankah bodoh kalau mengganggunya dengan ratapan-ratapan pilu? Istriku yang terkasih hanya sekedar pindah ke Ruang Dalam untuk tidur sejenak. Di sanalah dia menunggu kedatanganku. Mengapa aku harus mengganggu ketenangannya dengan berteriak-teriak dan menangis dengan keras? Melakukan hal-hal semacam itu sama halnya dengan memperlihatkan bahwa aku tidak tahu apa-apa tentang hukum-hukum alam yang tertinggi.”

Kumpulan Kisah Bijak, J.P.Vaswani

Related Post :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *