Santa Olympias

  • infokatolik
  • Oct 12, 2024

Para Kudus – 17 Desember

Olympias Diakonissa, Olympias the Deaconess

Santa Olympias dilahirkan dan dibesarkan dalam sebuah keluarga bangsawan yang sangat berpengaruh di Kota Konstantinopel. Ibunya adalah seorang wanita bangsawan dari Yunani Antiokhia bernama Alexandra, sementara ayahnya adalah seorang ahli pidato yang kaya-raya bernama Seleukus. Olympias digambarkan sebagai “putri tercinta” dari Seleukus dan Alexandra. Setelah dewasa Olympias kemudian menikahi dengan Prefek (Gubernur) Konstantinopel, seorang bangsawan muda bernama Nebridius. Pernikahan mereka tidak berlangsung lama karena beberapa tahun kemudian Nebridius meninggal dunia.

Kaisar mendorong Olympias untuk menikah lagi. Tetapi, ia menolak dengan berkata : “Andai Tuhan menghendakiku tetap sebagai seorang isteri, Ia tak akan mengambil Nebridius.” St Gregorius menyebutnya “kemuliaan para janda dalam Gereja Timur.” Bersama sejumlah perempuan saleh lainnya, Olympias melewatkan hidupnya dengan melakukan karya-karya amal kasih. Ia berpakaian sederhana dan banyak berdoa. Dengan suka hati ia membagi-bagikan uangnya kepada mereka yang membutuhkan. Dikatakan bahwa ia sangat-sangat dermawan sehingga St.Yohanes Krisostomus harus mengatakan kepadanya untuk berhati-hati dalam mendermakan hartanya, “Janganlah engkau mendorong kemalasan mereka yang tanpa perlu hidup bergantung padamu,” katanya, “hal itu seperti membuang uang ke dalam laut.”

St.Yohanes Krisostomus menjadi Uskup Agung Konstantinopel. Sebagai uskup agung, ia membimbing Olympias dan para pengikutnya dalam karya amal mereka. Para perempuan itu mendirikan wisma bagi anak-anak yatim piatu dan mereka juga membangun sebuah kapel. Mereka memberikan sumbangan besar kepada banyak orang. St Yohanes Krisostomus menjadi pembimbing terkasih Olympias.

Ketika uskup agung itu diasingkan, Olympias amat berduka. Ia sendiri kemudian juga harus menanggung derita aniaya. Komunitas para janda dan perempuan selibat yang dipimpinnya dipaksa menghentikan karya amal mereka. Dalam pengasingan St.Yohanes menulis kepadanya, “Aku tak dapat berhenti menyebutmu kudus. Kesabaran dan ketegaran dengan mana engkau menanggung penderitaanmu, pula kebijaksanaan, kearifan dan belas kasihmu telah memperolehkan bagimu kemuliaan dan ganjaran yang mulia.”

Santa Olympias akhirnya juga ikut diasingkan di tahun 404. Rumah dan segala miliknya yang tersisa disita dan ia menjalani sisa hidupnya dengan penuh penderitaan dalam pengasingan di Nikomedia. Putri bangsawan yang penuh belas kasih itu akhirnya kembali kepangkuan Bapa disurga pada tanggal 25 Juli 408 akibat sakit yang berkepanjangan di pengasingannya.

Orang menggambarkannya sebagai “seorang wanita mengagumkan, bagai sebuah bejana berharga yang penuh Roh Kudus.” Patung Santa Olympias menjadi salah satu dari 140 Colonnade yang menghiasi Lapangan Santo Petrus.

Related Post :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *