Suatu hari Nasruddin ingin sekali makan sate. Maka dia mengambil uang di tabungannya dan ke pasar untuk membeli beberapa kilo daging kambing. Dia membeli tiga kilogram daging kambing dari pedagang daging di pasar. Kemudian dia membawa daging itu pulang dengan perasaan yang gembira.
“Sayang, saya membawa daging kambing. Tolong buatkan aku sate yang nikmat ya,” kata Nasruddin.
“Tentu saja sayang,” istrinya menjawab.
Kemudian Nasruddin pergi lagi untuk bekerja, dia merasa bahagia karena dalam angannya nanti malam akan makan sate yang nikmat.
Segera setelah itu istri Nasruddin pergi ke warung untuk membeli beberapa bahan dan bumbu untuk segera membuat sate. Sesudah ia mendapatkan seluruh kebutuhan itu, ia pulang dan segera membuat sate. Dibutuhkan waktu yang tidak terlalu lama untuk membuat dan menyiapkan sate. Akhirnya istri Nasrudin selesai membuat sate, dan itu sekitar menjelang makan malam.
Tiba-tiba pintu rumah depan diketok seseorang. Tok.. tok.. tok.. seseorang mengetuk pintu. Segera istri Nasruddin bergegas menuju ke pintu, dan dilihatnya di luar, ada beberapa orang temannya dan kenalannya datang untuk berkunjung ke rumahnya. Istri Nasruddin menyadari, bahwa dia harus menjamu tamu-tamunya, sebagai istri yang baik, tentu saja dia berpikir harus menjamu tamunya sebaik mungkin, supaya suaminya terlihat baik di depan teman-teman dan kenalannya.
Karena tidak ada lain yang bisa disuguhkan untuk teman-temannya itu, maka dia menyediakan sate kambing yang baru selesai dibuatnya.
“Silakan dimakan,” kata istri Nasruddin kepada tamu-tamunya.
Maka para tamu dan kenalannya segera makan sate itu dengan gembira, dan karena sate itu begitu enak, maka mereka segera menghabisi sate itu semua.
Akhirnya Nasruddin pulang setelah bekerja seharian. Di rumah setelah membersihkan dirinya, dia segera mencari istrinya.
“Saya lapar… di mana satenya?” tanya Nasruddin
“Oh.. oh.. eh kamu harus tau apa yang terjadi dengan satenya, Nasruddin,” kata istrinya.
“Apa yang terjadi?” tanya Nasruddin kebingungan.
“Kucing itu telah memakan sate itu semua!” kata istrinya.
“Ah yang benar?” Nasruddin melihat istrinya dengan curiga. Dia tidak percaya dengan jawaban istrinya, maka dia melihat sekeliling rumah dan melihat ada seekor kucing di pojok rumah, kucing itu terlihat sangat lapar seperti dirinya. Nasruddin segera meraih kucing itu dan membawanya ke alat timbangan untuk mengukur beratnya. Kucing itu ditimbang dan beratnya persis dua kilo.
“Sayang, tadi saya membeli daging kambing tiga kilo. Sedangkan berat kucing ini hanya dua kilogram. Jika ini kucing, di mana satenya?? Jika ini sate, lalu di mana kucingnya?” tanya Nasruddin.