Seorang imam muda hendak berkhotbah di penjara. Sudah berhari-hari ia mencoba menemukan pesan yang bisa menyentuh hati.
Ketika dia memasuki ruangan, dia menggigil dan gentar, melihat tatapan mata wajah-wajah yang tampak keras oleh berbagai kejahatan. Dia berdoa sejenak, perlahan, untuk mendapatkan bimbingan ketika dia menaiki tangga menuju ke mimbar. Tiba-tiba dia tersandung ketika hendak menginjak anak tangga yang kedua dan jatuh tertelungkup di lantai. Para hadirin yang melihat itu tertawa keras, mentertawakan imam muda itu yang jatuh.
Untuk beberapa saat imam itu merasa lumpuh oleh karena kesakitan dan rasa malu. Kemudian dia mendapat suatu gagasan. Dia berdiri, menaiki dua anak tangga sekaligus dan tertawa ke arah para hadirin yang terpukau, sambil berkata, “Saudara-saudara, justru itulah tadi alasan kedatangan saya ke sini hari ini; saya ingin memperlihatkan kepada Anda sekalian bahwa orang bisa bangkit lagi setelah dia terjatuh.”
***
Sekitar satu minggu setelah Yesus bangkit dari mati, para rasul dan murid-murid yang lain masih takut, dan bersembunyi ketakutan di rumah-rumah dan mengunci pintu. Namun Yesus hadir dengan sapaan, “Damai sejahtera bagi kamu!”
Yesus mulai menggerakkan kembali, membangkitkan kembali semangat hidup para muridNya. Yesus melakukannya dengan belas kasih yang sabar, kesetiaan. Dari sini menjelaskan bahwa Allah melalui PuteraNya terus berupaya mengangkat manusia yang jatuh.
Yesus adalah Gembala yang baik. Dia mengenal dengan baik domba-dombaNya, bila ada yang hilang dicari-Nya sampai ketemu, dan bergembira karena domba yang hilang diketemukan kembali. Yesus adalah roti hidup, yang mengantarkan para pengikut-Nya untuk sampai pada kepercayaan akan kebangkitan. Ia menyampaikan kehendak Bapa yang telah mengutus-Nya, yaitu supaya dari semua yang telah diberikan Bapa kepada-Nya jangan ada yang hilang, tetapi supaya Kubangkitkan pada akhir zaman.
Renungan Harian lainnya dapat dibaca di Sejenak Eling