Orang-Tua Kita

  • infokatolik
  • Nov 17, 2024

Chyntia sering berkata, bahwa selang beberapa tahun suara ibunya masih terngiang-ngiang di telinganya, “Percayalah kepada Tuhan dan lakukanlah yang benar!”

Ketika Agustinus masih hidup secara tidak teratur dan tidak bermoral, Monika, ibunya yang saleh itu pergi untuk minta bantuan seorang uskup. Kata uskup itu tentang si ibu, “Tidak mungkin anak yang berasal dari doa dan air mata itu bisa hilang selamanya.”

Sejumlah orang diselamatkan oleh iman yang mencintai mereka. Ketika H.G Wells baru saja menikah dan keberhasilan dalam hidupnya membawa berbagai cobaan baru, dia berkata, “Bagi saya baik bahwa di balik pintu di jalan Mornington nomer 12 ada seseorang yang sedang tidur dengan manis dan bersih sehingga saya tidak mungkin bisa tampil kotor atau mabuk atau tidak bermoral di hadapannya.”

Dalam hidup manusia, ada dua orang yang paling menderita. Yang satu bapak, yang satu lagi ibu.

Bapak ibu adalah orang-tua kita, orang yang menghidupi kita, orang yang membesarkan kita, orang yang memberikan segalanya!

Mungkin mereka tak punya uang; tapi tak membiarkan kita kelaparan!
Mungkin mereka tak punya kekuatan; tapi akan melakukan terbaik agar kita tidak diganggu!
Mungkin mereka tak punya kemampuan; tapi tetap berusaha membuat kita nyaman.

Orang-tua adalah orang yang paling bodoh!
Nyatanya ada makanan yang enak, mereka sengaja tidak makan.
Nyatanya ada yang diinginkan, mereka sengaja tak membelinya.

Kelelahan dan mati hanya sekali. Saat tua adalah untuk dinikmati, tapi masih harus berhemat. Anak-anak demi untuk kita.

Hidup ini, Hutang budi kita adalah kedua orang tua kita.
Kekurangan terbesar adalah kepada orang-tua.
Mereka tidak minta balas jasa, mereka berkurban, tidak pernah mengeluh, tidak pernah hitung untung rugi.

Hati mereka diletakkan dalam jiwa kita.
Kekhawatiran…
Penderitaan…
Cinta…

Nasib kehidupan orang tua cuma ada sekali, hargailah mereka.
Waktu yang akan datang.
Saat… tidak mungkin bertemu lagi.
Jadilah anak berbakti, sesibuk apapun, pulanglah… untuk melihat mereka.
Selagi mereka ada, kita adalah anaknya..
Ketika mereka pergi, siapa mengangap kamu anak.

Related Post :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *