Perjalanan Misterius

  • infokatolik
  • Jan 20, 2025

Seorang pengawas di sebuah perusahaan kecil meninggalkan kantornya setiap hari pada jam tiga siang dan kembali tiga puluh menit kemudian. Dia begitu konsisten dengan hal ini, sehingga orang-orang di kantor menjadi ingin tahu ke mana saja dia pergi. Akhirnya setelah berbulan-bulan pimpinan perusahaan itu mengetahui hal ini, dan kemudian menanyakan kepada pengawas itu.

Pengawas itu menjawab, “Setiap hari saya naik ke mobil saya menuju ke rel kereta api, lalu menunggu pada pukul 3: 12, kereta ke arah timur lewat. Saya hanya menarik napas panjang dan menghembuskannya lalu berkata pada diri sendiri : “Syukurlah, masih ada sesuatu yang tidak perlu saya dorong!”

***
Ketika mendidik para murid-Nya, Yesus mulai dengan apa yang menjadi kebiasaan mereka sebagai orang Yahudi. Yesus menegaskan bahwa Ia datang bukan untuk meniadakan Hukum Taurat, melainkan untuk menggenapinya atau menyempurnakannya. Keutamaan hidup yang bertumbuh dari kedalaman hati untuk mewujudkan belas kasih bukan sekali jadi, melainkan bersumber pada apa yang dibiasakan terus-menerus yang akan menjadi habitus baru; kebiasaan baru. Sebab “keutamaan” yang tidak bersumber dari peraturan Allah, akan gampang jatuh pada tindakan dan keputusan yang sangat subjektif. Mewujudkan keutamaan belas kasih yang sungguh muncul dan berkembang dari kedalaman hati pasti selalu bersumber dari sabda Allah. Sebab sabda Allah yang kita kunyah dan kita simpan dalam hati dan ketika dinyatakan dalam perbuatan itulah yang disebut kebijaksanaan ilahi. Yesus mengatakan bahwa itulah kesempurnaan Taurat ketika sabda menjadi sumber perbuatan.

Related Post :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *