Bukan Untuk Menjadi Tuan

  • infokatolik
  • Sep 14, 2024

Sebuah tanaman anggur merambat dan melingkar-lingkar di sebuah pohon palem yang tinggi. Dan dalam beberapa minggu, ia sudah mencapai puncaknya.

“Berapa usiamu?” tanya tanaman anggur itu.

“Kira-kira seratus tahun.”

“Kira-kira seratus tahun?? dan kamu tidak lebih tinggi dari ini? Lihat, dalam waktu kurang dari seratus hari, saya telah tumbuh setinggi kamu!”

“Saya tahu,” jawab pohon palem itu. “Setiap musim panas ada tanaman seperti kamu yang merambat pada tubuh saya dan sama sombongnya dengan kamu. Tetapi semua tanaman itu, hanya hidup beberapa hari saja, sama seperti kamu nantinya.”

***

Dalam kehidupan ini, persaingan dalam segala bidang kehidupan sering membuat orang menghalalkan segala cara untuk melibas lawannya demi memperoleh apa yang diinginkannya, dengan termasuk menginjak dan membunuh bila perlu. Iri hati, cemburu, dengki dan merasa terusik karena kebusukannya terbongkar, sering mendorong orang untuk membenci dan bersikap jahat terhadap sesamanya. Tanpa pandang bulu. Namun pada akhirnya orang itu yang akan tergilas oleh kebijaksanaan kehidupan.

Dalam perjalanannya ke Yerusalem untuk diserahkan kepada para imam kepala dan ahli-ahli Taurat, Yesus mengajarkan kepada murid-muridNya tentang hakikat kepemimpinan yaitu bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani; bukan untuk jadi tuan, melainkan untuk menjadi hamba yang melayani orang lain. Hanya dengan itu kita dapat duduk di sisi Allah.
Yesus itu jadi tebusan dan kita hanya dapat sekedar ikut menebus; pertama-tama pada diri kita sendiri, dengan lebih menguasai “hal-hal yang ada pada manusia”, yang mempermainkan hati, menggelapkan budi, membakar rasa dan emosi; pada orang lain : dengan bertindak sabar, mau mengampuni, membela dan melayani dalam semua pelayanan cinta kasih, yang tak ada habisnya. Pada dunia kita : betapa pun kecil, kita dapat menyumbangkan tembusan kita ; di bidang keadilan dan kejujuran, perjuangan demi pembebasan kaya maupun miskin dari kesilauan akan harta dunia, dan kita mempersembahkan derita-derita kecil sebagai ikut sertanya anggota-anggota paling hina dalam penderitaan agung Kristus Penebus.

Renungan Harian lainnya dapat dibaca di Sejenak Eling

Related Post :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *