Renungan Harian Katolik Kamis, 19 Agustus 2021

  • infokatolik
  • Dec 31, 2024
Renungan Harian Katolik Kamis, 19 Agustus 2021

Renungan Harian Katolik Kamis, 19 Agustus 2021

Pesta Santo Yohanes Eudes

 

Renungan harian katolik untuk hari  ini, marilah kita mempersiapkan diri dan hati kita

Renungan Harian Katolik Kamis, 19 Agustus 2021

Bacaan Pertama     Hakim-Hakim Bab 11 : ayat 29 – ayat 39a

Renungan harian katolik hari ini  Pembacaan dari Kitab Hakim-Hakim :

Lalu Roh TUHAN menghinggapi Yefta; ia berjalan melalui daerah Gilead dan daerah Manasye, kemudian melalui Mizpa di Gilead, dan dari Mizpa di Gilead ia berjalan terus ke daerah bani Amon. Lalu bernazarlah Yefta kepada TUHAN, katanya: “Jika Engkau sungguh-sungguh menyerahkan bani Amon itu ke dalam tanganku, maka apa yang keluar dari pintu rumahku untuk menemui aku, pada waktu aku kembali dengan selamat dari bani Amon, itu akan menjadi kepunyaan TUHAN, dan aku akan mempersembahkannya sebagai korban bakaran.” Kemudian Yefta berjalan terus untuk berperang melawan bani Amon, dan TUHAN menyerahkan mereka ke dalam tangannya. Ia menimbulkan kekalahan yang amat besar di antara mereka, mulai dari Aroer sampai dekat Minit?dua puluh kota banyaknya?dan sampai ke Abel-Keramim, sehingga bani Amon itu ditundukkan di depan orang Israel. Ketika Yefta pulang ke Mizpa ke rumahnya, tampaklah anaknya perempuan keluar menyongsong dia dengan memukul rebana serta menari-nari. Dialah anaknya yang tunggal; selain dari dia tidak ada anaknya laki-laki atau perempuan. Demi dilihatnya dia, dikoyakkannyalah bajunya, sambil berkata: “Ah, anakku, engkau membuat hatiku hancur luluh dan engkaulah yang mencelakakan aku; aku telah membuka mulutku bernazar kepada TUHAN, dan tidak dapat aku mundur.” Tetapi jawabnya kepadanya: “Bapa, jika engkau telah membuka mulutmu bernazar kepada TUHAN, maka perbuatlah kepadaku sesuai dengan nazar yang kauucapkan itu, karena TUHAN telah mengadakan bagimu pembalasan terhadap musuhmu, yakni bani Amon itu.” Lagi katanya kepada ayahnya: “Hanya izinkanlah aku melakukan hal ini: berilah keluasan kepadaku dua bulan lamanya, supaya aku pergi mengembara ke pegunungan dan menangisi kegadisanku bersama-sama dengan teman-temanku.” Jawab Yefta: “Pergilah,” dan ia membiarkan dia pergi dua bulan lamanya. Maka pergilah gadis itu bersama-sama dengan teman-temannya menangisi kegadisannya di pegunungan. Setelah lewat kedua bulan itu, kembalilah ia kepada ayahnya, dan ayahnya melakukan kepadanya apa yang telah dinazarkannya itu; jadi gadis itu tidak pernah kenal laki-laki. Dan telah menjadi adat di Israel,

Demikianlah Sabda Tuhan.

 

Mazmur Tanggapan     Mazmur  40:5.7-10

Ya Tuhan, aku datang untuk melakukan kehendak-Mu

  • Apa yang menjadi keinginan hatinya telah Kaukaruniakan kepadanya, dan permintaan bibirnya tidak Kautolak. Sela
    Sebab Engkau menyambut dia dengan berkat melimpah; Engkau menaruh mahkota dari emas tua di atas kepalanya.
  • Hidup dimintanya dari pada-Mu; Engkau memberikannya kepadanya, dan umur panjang untuk seterusnya dan selama-lamanya.
    Besar kemuliaannya karena kemenangan yang dari pada-Mu; keagungan dan semarak telah Kaukaruniakan kepadanya.
  • Ya, Engkau membuat dia menjadi berkat untuk seterusnya; Engkau memenuhi dia dengan sukacita di hadapan-Mu.
    Sebab raja percaya kepada TUHAN, dan karena kasih setia Yang Mahatinggi ia tidak goyang.

 

Bait Pengantar Injil          Mazmur Bab 95 : ayat 8ab

Hari ini janganlah bertegar hati, tetapi dengarkanlah sabda Tuhan.

 

Bacaan Injil              Matius Bab 22 : ayat 1 –  ayat 14

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius :

“Adapun hal Kerajaan Sorga sama seperti seorang tuan rumah yang pagi-pagi benar keluar mencari pekerja-pekerja untuk kebun anggurnya. Setelah ia sepakat dengan pekerja-pekerja itu mengenai upah sedinar sehari, ia menyuruh mereka ke kebun anggurnya. Kira-kira pukul sembilan pagi ia keluar pula dan dilihatnya ada lagi orang-orang lain menganggur di pasar. Katanya kepada mereka: Pergi jugalah kamu ke kebun anggurku dan apa yang pantas akan kuberikan kepadamu. Dan merekapun pergi. Kira-kira pukul dua belas dan pukul tiga petang ia keluar pula dan melakukan sama seperti tadi. Kira-kira pukul lima petang ia keluar lagi dan mendapati orang-orang lain pula, lalu katanya kepada mereka: Mengapa kamu menganggur saja di sini sepanjang hari? Kata mereka kepadanya: Karena tidak ada orang mengupah kami. Katanya kepada mereka: Pergi jugalah kamu ke kebun anggurku. Ketika hari malam tuan itu berkata kepada mandurnya: Panggillah pekerja-pekerja itu dan bayarkan upah mereka, mulai dengan mereka yang masuk terakhir hingga mereka yang masuk terdahulu. Maka datanglah mereka yang mulai bekerja kira-kira pukul lima dan mereka menerima masing-masing satu dinar. Kemudian datanglah mereka yang masuk terdahulu, sangkanya akan mendapat lebih banyak, tetapi merekapun menerima masing-masing satu dinar juga. Ketika mereka menerimanya, mereka bersungut-sungut kepada tuan itu, katanya: Mereka yang masuk terakhir ini hanya bekerja satu jam dan engkau menyamakan mereka dengan kami yang sehari suntuk bekerja berat dan menanggung panas terik matahari. Tetapi tuan itu menjawab seorang dari mereka: Saudara, aku tidak berlaku tidak adil terhadap engkau. Bukankah kita telah sepakat sedinar sehari? Ambillah bagianmu dan pergilah; aku mau memberikan kepada orang yang masuk terakhir ini sama seperti kepadamu. Tidakkah aku bebas mempergunakan milikku menurut kehendak hatiku? Atau iri hatikah engkau, karena aku murah hati? Demikianlah orang yang terakhir akan menjadi yang terdahulu dan yang terdahulu akan menjadi yang terakhir.”

Demikianlah Injil Tuhan.

 

Renungan Harian Katolik Singkat

Hari ini, tuan besar mengajak kita untuk melihat perumpamaan tentang undangannya. Suasana pesta ini digambarkan sebagai gambaran Kerajaan Allah. Di sana ada orang-orang yang telah dipanggil untuk datang ke pesta ini namun dengan berbagai alasan pribadi sehingga mereka tidak dapat menjawab undangan tersebut.

Panggilan Raja ini bersifat ajakan bahkan sang raja pun sampai memohon agar hamba-hambanya dapat memanggil tamu-tamu tersebut untuk mau datang ke perjamuan pesta. Namun tetap saja sang tamu-tamu itu punya alasannya masing-masing, ada yang sibuk di ladang, ada yang pergi mengurus usahanya, dan lain sebagainya. Tentang raja mereka dan mereka menyuruh pasukannya untuk membunuh dan membakar kota tersebut.

Sebagai tamparan bagi kita, kita seringkali terlena untuk membuka sosial media, membaca, mendengarkan musik dan berbagai alasan lainnya kita merupakan panggilan Raja untuk datang ke petanya itu. Bahkan sampai kita tidak ada waktu untuk merespon panggilan itu dan yang terjadi adalah putus hubungan dengan sang raja.

 

Doa Renungan Harian Katolik

Ya Bapa, ampunilah kami jika kami seringkali mengabaikan panggilan. Sadarkanlah kami jika kami terlena dengan hal-hal duniawi.

 

Demikianlah renungan harian katolik hari ini.  Untuk meningkatkan kesiapkan kita sambilah kita berdoa yang tersedia disini  kumpulan doa 

 

Related Post :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *