Fitnah dan Kebohongan yang membawa Korban

  • infokatolik
  • Sep 18, 2024

Seorang imam sedang terbaring sakit hati karena fitnahan dan kebohongan yang diarahkan kepadanya. Seorang nyonya yang telah menjadi pemfitnah utamanya, datang untuk meminta maaf kepada imam yang hampir meninggal itu.

“Romo,.. saya menyesal atas dosa-dosa saya yang memfitnah dan menyebarkan kebohongan tentang romo. Jika saya masih bisa berbuat sesuatu buat romo, saya akan dengan senang hati melakukannya.”

Imam yang hampir mati itu menarik bantal dari kepalanya yang lemas dan memberikannya kepada Nyonya itu, sambil berkata : “Naiklah ke menara gereja, bawalah bantal ini, sobeklah dan kosongkanlah kapasnya.”

Untuk menyenangkan hati imam itu, nyonya itu segera pergi dan melakukan apa yang diperintahkan kepadanya. Kapas sudah ditiup angin ke segala arah. Dia kembali dan mengatakan kepada imam itu bahwa ia telah melakukan apa yang diperintahkan kepadanya.

“Sekarang,” kata imam itu. “Pergilah keluar lagi dan kumpulkan kembali kapas-kapas itu ke dalam kantong bantal ini lagi.”

“Itu tidak mungkin romo,” kata nyonya itu.
“Angin sudah meniup kapas itu ke berbagai arah.”

***

Keserakahan yang diikuti dengan kezaliman akan membuat masalah besar. Ketika orang melihat orang lain banyak kekurangannya dan merasa dirinya lebih baik dari pada orang itu, maka sering kali yang keluar adalah kebohongan dan fitnah pada orang lain. Demikian mungkin kata hati banyak orang terhadap seseorang yang mendapatkan keuntungan, prestasi, jabatan atau kasih sayang. Kondisi ini adalah bibit dari iri hati dan benci. Tidak mau berbahagia dengan kebahagiaan orang lain, tidak suka melihat orang lain berhasil. Demikian juga yang terjadi pada diri Yesus. Para pemimpin agama Yahudi, orang orang Farisi, dan ahli ahli Taurat iri hati dan membenci-Nya, lantas membunuh-Nya. Lalu kita bertanya, apa yang mereka peroleh setelah menjual dan membunuh sesamanya itu ? Tidak ada, kecuali penyesalan. Apa yang diterima oleh orang yang mereka jual dan dibunuh tidak serta merta mereka terima. Mari kita dukung mereka yang berprestasi, mereka yang sukses, dan bahagia. Karena dengan itu, kita akan turut berbahagia secara fisik, kita tidak pernah menjual dan membunuh orang tetapi sering kita menjual nama orang lain dengan memfitnahnya. Mari kita bersahabat dan berdamai dengan sesama.

Renungan Harian lainnya dapat dibaca di Sejenak Eling

Related Post :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *