Ada cerita tentang seseorang yang bisnisnya mengalami kesulitan. Dia, orang yang saleh, dan telah menyumbang banyak kepada gerejanya selama bertahun-tahun. Dia mengira mungkin ada sejumlah uang yang bisa didapatkannya yang selama ini tidak dicarinya. Maka dia pergi ke gereja dan memohon kepada Tuhan agar membuatnya menang undian. Dia menunggu dengan penuh harap, tapi tidak terjadi sesuatu apa pun. Maka kembalilah dia ke gereja, dengan agak bingung. Sekali lagi dia memohon agar keinginannya terkabul. Dan sekali lagi tak terjadi sesuatu apa pun.
Kemudian, dengan marah dia berteriak kepada Tuhan, “Mengapa Engkau tidak memberi saya waktu untuk bernafas?”
Tiba-tiba hembusan angin yang kencang bertiup di gereja itu, dan suara yang sangat kuat terdengar, “Memberimu waktu untuk bernafas? Mengapa kamu tidak memberi-Ku waktu untuk bernafas? Setidaknya, belilah kupon!”
***
Berdoa bukanlah semata-mata tindakan aktivitas fisik atau badani, melainkan lebih merupakan suatu perbuatan rohani. Bukan semata suatu tindakan yang digerakkan oleh tubuh kita, melainkan suatu gerakan yang dilakukan dan didasari oleh roh kita. Sebenarnya tubuh kita hanyalah membantu melaksanakan perbuatan roh kita; jadi yang berdoa adalah roh kita. Dalam Roma 8:26 dikatakan, “Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan.” Dalam berdoa, kita juga harus menggunakan iman.
Ada dua jenis iman yaitu iman yang mati dan iman yang hidup. Iman yang mati adalah yang percaya hanya di bibir atau perkataan saja tapi tidak disertai dengan tindakan yang nyata. Iman yang demikian adalah iman yang sia-sia, sebab “…Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati.” (Yakobus 2:17). Jadi, iman bekerja sama dengan perbuatan-perbuatan itu untuk menjadi sempurna (Yakobus 2:22). Doa yang berkuasa adalah doa yang disertai dengan iman yang hidup. Jadi kalau kita berdoa, janganlah berdoa hanya dengan pancaindera saja, yang seringkali dipengaruhi oleh suasana hati (perasaan), pendengaran, penglihatan atau situasi yang ada di sekitar sehingga kita tidak dapat berdoa dengan baik/tidak fokus. Berdoa dengan iman berarti kita tak peduli bagaimana situasi dan kondisi yang kita alami.
Berharap doa terkabul, jangan lupa juga melakukan “action”, tindakan nyata.
Renungan Harian lainnya dapat dibaca di Sejenak Eling