Hal Besar Berawal dari Satu Permulaan yang Kecil.

  • infokatolik
  • Aug 17, 2024

Seorang petani di Kansas baru kembali dari ladangnya pada suatu hari, dan menemukan sebuah kentang kecil di kantongnya. Sambil bergurau ia memberikan kentang itu kepada kemenakannya yang berusia dua belas tahun yang sedang mengunjungi mereka. Dia berkata, “Ambillah kentang ini dan kamu boleh mengambil semua kentang yang kamu tanam dari kentang kecil ini sampai kamu berusia 21 tahun.”

Aanak laki-laki itu sangat cerdas. Dia memotong kentang itu sebanyak jumlah “mata” kentang itu, dan menanamkan potongan-potongan mata kentang itu di belakang lumbung. Pada musim gugur ia memanen kentang-kentangnya, serta mengumpulkannya, dan pada musim semi berikutnya ia memotong kentang-kentangnya dan menanamkan kembali. Tanamannya tumbuh dengan baik dari tahun ke tahun dan pada musim panen yang keempat ia mendapatkan 364 kuintal. Petani itu melihat bahwa tanaman kemenakan itu dalam waktu singkat akan meliputi seluruh ladangnya, karena itu ia meminta agar bisa menarik kembali tawarannya dahulu yang tergesa-gesa.

Tentu saja kemenakannya itu tidak keberatan, karena ia telah memperoleh keuntungan besar dari satu biji kentang.

Hal-hal besar tumbuh dan satu permulaan yang kecil.

 

***

”Iman yang tumbuh dari pendengaran (pewartaan) dan kemudian menjadi keyakinan”

“Mendengarkan” itu merupakan kata kunci dalam kehidupan rohani. Iman diperoleh dari mendengarkan sabda wahyu Tuhan. Doa semakin lama semakin kurang berbicara, semakin banyak mendengarkan. Pendengaran sangat berpengaruh pada kehidupan kita. Apa yang kita dengarkan bisa mempengaruhi kejiwaan kita.

Mendengarkan, dikenal, mengikut, itu merupakan proses hidup iman. Dengan mendengarkan orang terbuka bagi sabda Tuhan, dan menyerahkan diri kepada-Nya. Ia akan menjadi milik Tuhan, dan dengan demikian Tuhan mengenalnya sebagai domba piaraan-Nya. Ia menaruh cinta dan perhatian kepadanya, karena ia termasuk domba-dombaNya. Ada hubungan saling mengenal, ada hubungan batin, dimana domba mengikut, sampai ada juga hubungan hidup. “Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka.” Hubungan hidup itu begitu erat, hingga “seorang pun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku”. Tuhan menjagai domba-dombaNya sebegitu kuat, hingga hanya kalau domba memang sengaja mau pergi, menyerahkan diri pada musuh, ia akan menjadi “domba yang hilang”; itu karena kemauan manusia itu sendiri yang tetap bebas, dan berwenang untuk memilih jalan hidupnya.

Akulah gembala yang baik, sabda Tuhan. Aku mengenal domba-domba-Ku, dan domba-domba-Ku mengenal Aku. Dan domba yang baik adalah domba-domba yang mendengarkan sang gembala.


Renungan Harian lainnya dapat dibaca di Sejenak Eling

Related Post :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *