Dalam suatu pertemuan dengan umat, seorang anak laki-laki mendapat kesempatan bertanya kepada Paus Fransiskus. Dia mempunyai sebuah pertanyaan yang mengganjal di hatinya.
Tetapi dia begitu gugup lalu mulai menitikkan air mata, dan menangis.
“Saya tidak sanggup mengatakannya”
Paus berkata : “Ayo bicaralah, ayo tidak apa-apa”.
Pertanyaan Immanuel adalah mengenai ayahnya yang sudah meninggal.
Sekali lagi dia berkata : “Saya tidak sanggup.”
Dia kuatir kalau ayahnya tidak masuk surga, karena dia seorang atheis (orang yang tidak percaya adanya Tuhan/ Allah).
“Kemarilah, ayo datang ke sini Immanuel dan bisikan ke telingaku saja,” kata Bapa Fransiskus.
Kesedihan Immanuel terlihat di wajahnya dan isak tangisnya terdengar dari kejauhan.
Paus memeluk Immanuel, saat dia berbicara dengan bocah kecil itu dan kemudian Paus menceritakan kepada semua orang tentang apa yang dikatakan Immanuel.
“Saya tadi bertanya, saya minta izin kepada Immanuel untuk mengulangi pertanyaannya untuk disampaikan kepada publik, dan dia berkata “ya”, jadi saya akan menyampaikan dengan jelas!”
“Beberapa waktu yang lalu, Papaku meninggal. Dia seorang atheis, tetapi dia mempunyai 4 orang anak yang sudah dibaptis. Dia seorang ayah yang baik. Apakah ayahku saat ini ada di dalam surga?”
Kemudiaan Paus Fransiskus memberi penjelasan :
“Betapa indahnya ketika seorang anak yang berkata; “ayahnya adalah orang baik!”
Pria itu telah memberi kenangan yang indah kepada anak-anaknya, sampai-sampai anak-anaknya dapat berkata; Dia orang yang baik! Papa orang yang baik, itu adalah sebuah kenangan indah yang dimiliki seorang anak, bahwa dia mewarisi kekuatan ayahnya dan juga bahwa dia telah memiliki keberanian menangis di depan kita semua. Jika orang itu mampu membesarkan anak seperti ini! Itu betul! Dia seorang ayah yang baik. Dia seorang ayah yang baik. Dia seorang ayah yang baik. Paus mengulangi kata-katanya sampai 3x.
Tuhan adalah yang memutuskan “Siapa yang masuk ke surga”, tetapi bagaimana reaksi Tuhan, bagaimana tindakan Tuhan terhadap “Ayah seperti ini”? Bagaimana? Apa yang kamu pikirkan? Paus bertanya kepada semua orang yang hadir.
“Hati seorang ayah”. Tuhan memiliki hati seperti seorang ayah.
Dan berhadapan dengan seorang ayah, seseorang yang tidak percaya yang mampu membantu anaknya dibaptis dan memberi mereka keberanian itu! Apakah kamu berpikir bahwa Tuhan akan membiarkan dia jauh dari padanya???
apa kamu berpikir begitu??? Jawab orang-orang : “Tidak”.
Ayo katakan itu dengan keras, dengan keberanian!! Orang-orang : “Tidak”.
Apakah Tuhan meninggalkan anak-anaknya?? Orang-orang : “Tidak”.
Apakah Tuhan meninggalkan anak-anaknya, jika dia baik?? Orang-orang : “Tidak”.
Nah itu Immanuel, ini jawaban untukmu.
Tuhan tentunya bangga dengan ayahmu, karena “lebih mudah seorang yang percaya, untuk membaptis anak-anaknya”, daripada “seseorang yang tidak percaya dan mau membaptis anak-anaknya”. Tentunya, ini sangat menyenangkan bagi Allah.
Bicara dengan ayahmu, berdoa untuk ayahmu. Terima-kasih Immanuel, terima kasih atas keberanianmu.