IKON BUNDA ALLAH “SANG SEMAK BELUKAR TAK TERBAKAR”
Ikon Theotokos Tersuci “Sang Semak Belukar Tak Terbakar” didasarkan pada mukjizat yang disaksikan oleh Musa dalam Perjanjian Lama. Pada pasal 3 kitab Keluaran, Allah memanggil Musa di atas Gunung Horeb dari tengah-tengah semak yang “terbakar, namun tidak menghanguskannya” (Keluaran 3:2). Musa diamanatkan agar dia memimpin bangsa Ibrani keluar dari perbudakan di Mesir, dan kemudian Allah memberitahukan nama-Nya, “Aku adalah Aku” (Keluaran 3:14).
Gereja senantiasa memandang semak belukar tak terbakar di atas Gunung Horeb itu sebagai model dari Theotokos Tersuci yang melahirkan Kristus Sang Penyelamat, sementara tetap perawan. Perumpamaan ini ditemukan di dalam himnografi Gereja (sebagai contoh, Dogmatikon pada Ibadat Vesper hari Sabtu dalam irama 2), dan juga dalam ikonografi.
Salah satu penggambaran paling awal dari Bunda Allah sebagai Sang Semak Belukar Tak Terbakar itu ditunjukkan saat dia memangku putra sucinya itu di tengah-tengah sebuah semak belukar yang terbakar namun tidak menghanguskannya. Musa ditampilkan pada satu sisi sedang melepaskan kasutnya karena tempat itu suci (Keluaran 3:5).
Kebanyakan ikon kini melukiskan belukar ini dalam suatu simbol mode. Ada dua berlian yang saling tumpang tindih: satu berwarna merah (melambangkan api), yang lain hijau (melambangkan belukar), membentuk delapan titik bintang. Theotokos ditampilkan di tengah-tengah.
Keempat sudut dari berlian hijau itu merupakan simbol dari empat penginjil: seorang manusia (St. Matius), seekor singa (St. Markus), seekor lembu (St. Lukas), dan seekor elang (St. Yohanes). Simbol-simbol ini diambil dari kitab Yehezkiel 1:10 dan kitab Wahyu 4:7. Para malaikat agung digambarkan di keempat sudut dari berlian merah.
Desain dari ikon itu telah menjadi lebih kompleks seiring bergulirnya waktu. Kini kita dapat melihat para malaikat agung, Musa dan semak belukar (Keluaran 3:2), Yesaya dan serafim dengan bara yang menyala (Yesaya 6:7), Yehezkiel dan pintu gerbang yang Allah saja yang dapat masuk melewatinya (Yehezkiel 44:2), dan Yakub dengan tangga ke langit (Kejadian 28:12). Theotokos nampak memegang tangga Yakub yang menghubungkan langit dan bumi. Terkadang Tunggul Isai (Yesaya 11:1) ditampilkan di tengah-tengah dari tepi bawah ikon itu.
Ada sebuah kisah kuno mengenai api yang menghanguskan beberapa kayu bangunan. Di tengah-tengah kobaran api seorang wanita tua berdiri di depan rumahnya sambil memegang sebuah ikon “Sang Semak Belukar Tak Terbakar”. Seorang saksi yang kebetulan saja bertemu dengannya di sana, terpesona dengan imannya itu. Hari berikutnya dia kembali ke tempat itu dan terpana menyaksikan rumah dari wanita tua itu seutuhnya terselamatkan dari kebakaran, sementara rumah-rumah yang lain disekitarnya hangus terbakar. Ini boleh jadi menjelaskan mengapa Bunda Allah, melalui ikonnya Sang Semak Belukar Tak Terbakar ini, dianggap sebagai pelindung rumah dari kebakaran.
Diyakini bahwa ikon-ikon paling awal dari Sang Semak Belukar Tak Terbakar ini asalnya dari Biara Santa Katarina di Gunung Sinai.
Diterjemahkan dari: https://www.oca.org/saints/lives/2019/09/04/102500-icon-of-the-mother-of-god-the-unburnt-bush yang diterjemahkan oleh akun instagram @katolikimanku