Obat Ampuh Penawar Gosip

  • infokatolik
  • Aug 17, 2024

Ada seorang imam tua yang baik yang bernama Romo Magnus. Dia tidak pernah berbicara tentang kejelekan seseorang pun. Suatu hari, ia pergi ke sebuah desa yang dekat untuk mengunjungi seorang imam yang sakit. Dan ketika dia meninggalkan rumah itu untuk pulang, ada seorang wanita yang di desa itu dikenal sebagai salah seorang penyebar gosip. Wanita itu mendekati Romo Magnus dan bertanya, apakah dia diberi izin untuk berjalan bersamanya. Romo Magnus tidak berkeberatan.

Setelah beberapa saat, wanita itu berkata, “Romo, wanita tetangga saya itu sangatlah jahat.”

“Oh.. benarkah demikian? Kalau begitu marilah kita berdoa rosario untuknya, sehingga dia bisa bertobat dari kesalahannya itu. Demi Nama Bapa dan Putra…” dan seterusnya sampai menyelesaikan ke lima peristiwa. Sedangkan wanita itu sibuk menjawab “Salam Maria penuh rahmat”.

Doa ini menghantar mereka sampai tiga perempat perjalanan pulang. Kemudian wanita itu memulai keluhannya, “Romo, bagaimana saya bisa sabar tinggal bertetangga dengan wanita seperti itu?”

“Memang susah untuk bersabar,” kata Romo itu. “Marilah kita mendoakan rosario untuk dirimu : Demi Nama Bapa dan Putra….” Sekali lagi mereka menyelesaikan lima peristiwa sambil berjalan.

Tapi ketika mereka baru saja menyelesaikan Doa Salam Maria yang terakhir, wanita itu merasa bahwa sekaranglah saatnya untuk berbicara lagi, katanya : “Memang romo, suami wanita itu pun menderita.”

“Laki-laki yang malang. Kita harus mendoakan rosario baginya.”
Ketika mereka menyelesaikan doa tersebut, mereka sudah tiba di kediaman Romo Magnus. Wanita itu pun harus berpikir dua kali untuk menyampaikan gosipnya karena ini berarti bahwa ia harus ikut berdoa rosario lagi.

***

Dalam suatu pertemuan ibadat sebelum Paskah, Paus Fransiskus menyampaikan sebuah kisah untuk merefleksikan diri di masa Pra Paskah ini.
“Alangkah indahnya pada masa Pra Paskah, bila kita bisa merefleksikan ini,” kata Paus Fransiskus.
“Bagaimana sikapku terhadap sesama manusia, bagaimana hatiku di hadapan sesama? Apakah hipokrit? Apakah aku senyum dan menghancurkan mereka dengan lidahku?
Kalau kita, pada akhir masa Pra Paskah mau memperbaiki sedikit dan tidak selalu mengkritik orang dari belakang. Saya yakinkan saudara, bahwa Kebangkitan Yesus akan terlihat lebih indah dan lebih besar di antara kita.
“Bapak… itu sangat susah, karena saya selalu mengkritik orang lain.”

Sebagian kita mengatakan, itu karena kebiasaan yang iblis taruh pada diri kita. Itu benar, tidak mudah. Tapi ada dua obat yang bisa sangat menolong.

Yang pertama adalah Doa. Kalau engkau mau mengkritik seseorang, berdoalah baginya, dan mohon pada Tuhan untuk mengatasi masalah itu, dan tutup mulutmu. Obat pertama adalah doa, tanpa doa kita tidak dapat melakukan apa-apa.

Obat yang kedua, yang sama praktisnya seperti doa, adalah pada waktu membicarakan atau mengkritik seseorang, gigitlah lidahmu keras-keras, dengan kuat! Ini akan membuat lidahmu bengkak, dan engkau akan susah untuk berbicara. Ini adalah pengobatan praktis yang sangat mudah.

Renungan Harian lainnya dapat dibaca di Sejenak Eling

Related Post :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *