Hari Biasa Minggu II Pra Paskah, “Belas kasih Allah dan pengampunan Tuhan”

  • infokatolik
  • Oct 20, 2024

Kalender Liturgi, Hari Biasa Minggu II Pra Paskah, “Belas kasih Allah dan pengampunan Tuhan”, Sabtu, 14 Maret 2020

Bacaan I

Mikha 7:14-15.18-20

Gembalakanlah umat-Mu dengan tongkat-Mu, kambing domba milik-Mu sendiri, yang terpencil mendiami rimba di tengah-tengah kebun buah-buahan. Biarlah mereka makan rumput di Basan dan di Gilead seperti pada zaman dahulu kala. Seperti pada waktu Engkau keluar dari Mesir, perlihatkanlah kepada kami keajaiban-keajaiban! Siapakah Allah seperti Engkau yang mengampuni dosa, dan yang memaafkan pelanggaran dari sisa-sisa milik-Nya sendiri; yang tidak bertahan dalam murka-Nya untuk seterusnya, melainkan berkenan kepada kasih setia? Biarlah Ia kembali menyayangi kita, menghapuskan kesalahan-kesalahan kita dan melemparkan segala dosa kita ke dalam tubir-tubir laut. Kiranya Engkau menunjukkan setia-Mu kepada Yakub dan kasih-Mu kepada Abraham seperti yang telah Kaujanjikan dengan bersumpah kepada nenek moyang kami sejak zaman purbakala!

Demikianlah Sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah


Mazmur Tanggapan

Refr. Tuhan adalah penyayang dan pengasih.

Mzm 103:1-2.3-4.9-10.11-12
– Pujilah Tuhan, hai jiwaku! Pujilah nama-Nya yang kudus, hai segenap batinku! Pujilah Tuhan, hai jiwaku, janganlah lupa akan segala kebaikan-Nya!
– Dialah yang mengampuni segala kesalahanmu, yang menyembuhkan segala penyakitmu! Dialah yang menebus hidupmu dari liang kubur, dan memahkotai engkau dengan kasih setia dan rahmat!
– Tidak terus menerus Ia murka, dan tidak untuk selamanya Ia mendendam.
Tidak pernah Ia memperlakukan kita setimpal dengan dosa kita, atau membalas kita setimpal dengan kesalahan kita.
– Setinggi langit dari bumi, demikian besarnya kasih setia Tuhan atas orang-orang yang takut akan Dia! Sejauh timur dari barat, demikian pelanggaran-pelanggaran kita dibuang-Nya.

Bait Pengantar Injil

Refr. Alleluya, Alleluya

Luk 15:18
Aku akan bangkit dan pergi kepada bapaku dan berkata kepadanya,
“Bapa, aku telah berdosa terhadap surga dan terhadap Bapa.”

Bacaan Injil

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas 15:1-3.11-32

Para pemungut cukai dan orang-orang berdosa biasanya datang kepada Yesus untuk mendengarkan Dia. Maka bersungut-sungutlah orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat, katanya: “Ia menerima orang-orang berdosa dan makan bersama-sama dengan mereka.” Lalu Ia mengatakan perumpamaan ini kepada mereka: Yesus berkata lagi: “Ada seorang mempunyai dua anak laki-laki. Kata yang bungsu kepada ayahnya: Bapa, berikanlah kepadaku bagian harta milik kita yang menjadi hakku. Lalu ayahnya membagi-bagikan harta kekayaan itu di antara mereka. Beberapa hari kemudian anak bungsu itu menjual seluruh bagiannya itu lalu pergi ke negeri yang jauh. Di sana ia memboroskan harta miliknya itu dengan hidup berfoya-foya. Setelah dihabiskannya semuanya, timbullah bencana kelaparan di dalam negeri itu dan iapun mulai melarat. Lalu ia pergi dan bekerja pada seorang majikan di negeri itu. Orang itu menyuruhnya ke ladang untuk menjaga babinya. Lalu ia ingin mengisi perutnya dengan ampas yang menjadi makanan babi itu, tetapi tidak seorangpun yang memberikannya kepadanya. Lalu ia menyadari keadaannya, katanya: Betapa banyaknya orang upahan bapaku yang berlimpah-limpah makanannya, tetapi aku di sini mati kelaparan. Aku akan bangkit dan pergi kepada bapaku dan berkata kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa, aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa; jadikanlah aku sebagai salah seorang upahan bapa. Maka bangkitlah ia dan pergi kepada bapanya. Ketika ia masih jauh, ayahnya telah melihatnya, lalu tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ayahnya itu berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia. Kata anak itu kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa, aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa. Tetapi ayah itu berkata kepada hamba-hambanya: Lekaslah bawa ke mari jubah yang terbaik, pakaikanlah itu kepadanya dan kenakanlah cincin pada jarinya dan sepatu pada kakinya. Dan ambillah anak lembu tambun itu, sembelihlah dia dan marilah kita makan dan bersukacita. Sebab anakku ini telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali. Maka mulailah mereka bersukaria. Tetapi anaknya yang sulung berada di ladang dan ketika ia pulang dan dekat ke rumah, ia mendengar bunyi seruling dan nyanyian tari-tarian. Lalu ia memanggil salah seorang hamba dan bertanya kepadanya apa arti semuanya itu. Jawab hamba itu: Adikmu telah kembali dan ayahmu telah menyembelih anak lembu tambun, karena ia mendapatnya kembali dengan sehat. Maka marahlah anak sulung itu dan ia tidak mau masuk. Lalu ayahnya keluar dan berbicara dengan dia. Tetapi ia menjawab ayahnya, katanya: Telah bertahun-tahun aku melayani bapa dan belum pernah aku melanggar perintah bapa, tetapi kepadaku belum pernah bapa memberikan seekor anak kambing untuk bersukacita dengan sahabat-sahabatku. Tetapi baru saja datang anak bapa yang telah memboroskan harta kekayaan bapa bersama-sama dengan pelacur-pelacur, maka bapa menyembelih anak lembu tambun itu untuk dia. Kata ayahnya kepadanya: Anakku, engkau selalu bersama-sama dengan aku, dan segala kepunyaanku adalah kepunyaanmu. Kita patut bersukacita dan bergembira karena adikmu telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali.”

Demikianlah Injil Tuhan.
Terpujilah Kristus.

Renungan.

Seekor domba menemukan lubang di pagar dan ia keluar lewat jalan itu. Ia begitu senang dapat lepas bebas. Ia berjalan…dan berjalan terus sampai jauh, dan sampai akhirnya ternyata ia tidak dapat menemukan jalan pulang. Pada waktu itu, ia tahu bahwa ia diikuti oleh seekor serigala. Domba itu lari tunggang langgang, tetapi ia terus dikejar oleh serigala. Sang gembala yang mengetahui ada salah seekor dombanya hilang, dia segera mencari dan datang menolongnya serta membawanya kembali dengan penuh kasih, untuk berkumpul kembali dengan kawanannya. Dan meskipun semua mendesak untuk bertindak, si gembala tidak mau menutup lubang di pagar itu.

Apakah ini hanya fantasi? atau lebih dari fantasi saja! Sebab dalam perumpamaan anak yang hilang, Bapa juga “berbuat bodoh”, yaitu dengan menuruti permintaan dan membagi-bagikan harta kekayaan kepada anaknya. Bapa tidak menginginkan paksaan dan pembatasan. Di rumahnya setiap orang, tentu setiap anak harus berbuat bebas. Kalau ia mau pergi, pintu tetap terbuka. Orang harus bertindak menurut keyakinannya sendiri, bebas memilih yang ia kehendaki.

Hanya dalam kebebasan orang dapat memilih cinta. Bapa memang menginginkan penghambaan lain dan lebih dari pada lembu atau kuda, juga jauh lebih daripada budak dan hamba, di mana hidup dan makan tergantung dari majikannya. Bapa di surga ingin memberikan segala, dan kemudian manusia masih tetap memiliki kebebasannya. Memang manusia kadang-kadang memilih sengsara, namun tidak mau kehilangan kebebasannya, ia dapat menjadi anak yang hilang. Tetapi kalau dalam kesengsaraan ia sadar akan kenakalannya dan mau bebas kembali kepada Bapa, manusia bebas dan sadar ini akan lebih berharga bagi Bapa, dan bagi dirinya. Hidup bebas memilih cinta, meskipun dengan hilang dan pulang kembali, itu hidup berharga di mata Tuhan.

Cerita anak yang hilang dan domba yang hilang merupakan perumpamaan tentang belas kasih Allah dan pengampunan Tuhan.

Berkah Dalem.

 

Bacaan Kitab Suci dan Renungan Harian lainnya dapat di baca di Bacaan & Renungan

Related Post :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *