Dua ekor lalat sedang berjalan-jalan di langit-langit sebuah apartemen. Kata lalat yang pertama, “Tahukah kamu manusia itu begitu bodoh!”
“Bodoh?” jawab lalat yang kedua.
“Bagaimana bisa begitu?”
Lalat yang pertama itu menaikkan sayapnya, katanya, “Coba lihat! Mereka menghabiskan banyak uang untuk membangun langit-langit yang bagus ini, tapi mereka sendiri berjalan di lantai.”
***
Kita orang Kristen menyebut Yesus sebagai pengantara kita kepada Bapa. Hal ini bukan untuk menyatakan bahwa Yesus tidak sehakikat dengan Bapa. Yesus ada di dalam Bapa dan Bapa di dalam Yesus. Hal ini sering kita nyatakan dalam akhir sebuah doa : “kepada Yesus, Tuhan dan pengantara kami”. Banyak orang mempermasalahkan hubungan kita dengan Kristus, yakni dengan menyampaikan tuduhan, bahwa kita mendewakan manusia, karena mereka hanya melihat Yesus dari sisi kemanusiaan-Nya saja. Tentu saja kita tidak perlu marah dengan hal seperti itu, karena iman kita akan Kristus merupakan bentuk pemahaman iman kita akan Allah. Kita tidak bisa mencintai Allah tanpa mencintai Kristus, kita tidak bisa menaruh perhatian pada Allah lalu mengesampingkan atau menomor-duakan Kristus. Iman kita akan Kristus, membuat kita tidak perlu lagi menerka-nerka siapa Allah itu, dengan melihat dan mendengar Yesus. Dengan mendengarkan dan memperhatikan Yesus, berarti kita sedang melihat dan mendengar ajaran-ajaran serta kehendak Allah. Dengan mencintai, mengikuti dan mengimani Yesus ternyata kita sedang mencintai dan mengimani Allah sendiri.
Yesus sendiri berkata, bahwa tugas-Nya adalah menyampaikan Sabda Allah sendiri. Janganlah kita sampai salah memahami, jangan sampai kita berada di sudut pandang yang keliru dalam memandang hubungan Kristus dengan Allah Bapa.
Hubungan Yesus dengan Bapa adalah hubungan langsung antara Allah Bapa dan Putera-Nya, yang sudah disucikan oleh Roh dalam pembaptisan. Kesatuan dalam Bapa, Putera dan sudah disucikan oleh Roh dalam pembaptisan, membuat orang beriman masuk menjadi anggota dalam tubuh mistik, dimana Kristus sendiri menjadi kepala-Nya.
Renungan Harian lainnya dapat dibaca di Sejenak Eling