Rekonsiliasi dengan Allah

  • infokatolik
  • May 04, 2025

Rekonsiliasi dengan Allah.

Sebentar lagi kita memasuki Masa Pertobatan dan bersiap menyambut Pekan Suci, yang dipuncaki dengan Perayaan Paskah, Kebangkitan Tuhan. Memasuki Masa Prapaskah, Masa Puasa, kita akan diberikan simbol dengan tanda abu dikenakan pada dahi atau kepala kita, sambil imam atau petugas berkata: “Bertobatlah dan percayalah kepada Injil” atau “Ingatlah, engkau ini abu dan akan kembali menjadi abu”. Seruan ini memenuhi perayaan-perayaan selama masa tobat ini yang dimulai pada Rabu Abu itu. Memasuki Masa Tobat ini, Gereja mendorong umat beriman untuk melakukan rekonsiliasi dengan Allah melalui penerimaan Sakramen Tobat.

Paus Fransiskus dalam beberapa kesempatan menyampaikan homili, tentang pentingnya pengakuan dosa dalam agama Katolik, “Siapa yang bisa mengatakan dirinya bukan pendosa? Tak seorang pun. Kita semua pendosa”.

Lalu apa perbedaan makna istilah “Pengakuan Dosa” dan “Sakramen Tobat”.

Menurut Mgr. Ignatius Kardinal Suharyo, istilah “Mengaku dosa”, mempunyai makna : “Seolah-olah saya sendiri yang paling penting, saya seharusnya hebat, kalau saya sampai tidak hebat maka saya berdosa, saya gagal.”
Pemahaman ini dilihat dari perspektif manusia; sudut pandang manusia.

Berbeda halnya kalau kita menggunakan istilah “Sakramen Tobat”; disini yang penting bukan saya, yang penting adalah Allah, Allah yang Maha Rahim. Artinya perspektifnya berasal dari Allah.

Jika Sakramen Tobat hanya dihayati sekedar sebagai “dosa saya”, orang menjadi ketakutan kalau salah dalam mengakui dosanya (tidak tepat); kalau ada dosa yang belum diucapkan, atau kelupaan belum disebutkan, takut nanti hukumannya menjadi lebih besar. Orang akan tersiksa (batinnya), kalau cara berpikirnya seperti itu.
Berbeda ketika orang masuk (ke dalam kamar pengakuan) dengan kesadaran bahwa saya akan menerima sakramen tobat; sakramen rekonsiliasi, atas dasar “kerahiman Allah”, maka suasananya akan berbeda!

Selanjutnya Mgr. Ignatius Kardinal Suharyo, menjelaskan urut-urutan Sakramen Tobat itu sebaiknya adalah sebagai berikut:
1. Ketika kita memasuki “Kamar Pengakuan”; pertama awalilah dengan “ucapan syukur” (pengakuan syukur), bukan pengakuan dosa.
2. baru sesudah itu, kendati saya sudah mengalami kebaikan Tuhan yang begitu besar, saya tidak mampu menanggapi rahmat itu sebaik-baiknya, barulah saya menyampaikan kegagalan-kegagalan saya (pengakuan dosa).
3. yang berikutnya adalah “pengakuan iman”.
Kendati dosa saya banyak, saya percaya bahwa sebesar apapun dosa saya, kerahiman Tuhan adalah tanpa batas!

“Kalau ini saya lakukan, maka saya akan kembali (keluar dari kamar pengakuan) dengan hati yang tenang, tidak dihantui lagi oleh dosa-dosa saya.
Karena saya percaya, Allah Yang Maha Rahim telah mengampuni dosa-dosaku.”

Selamat menerima Sakramen Tobat

Related Post :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *